KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Industri penerbangan di Amerika Serikat (AS) tampaknya belum mengalami perkembangan meski vaksinasi Covid-19 sudah berjalan. United Airlines telah memberikan peringatan kepada 14.000 karyawannya bahwa mereka kemungkinan bakal dirumahkan (furlough). Sementara asosiasi penerbangan telah mengajukan bantuan stimulus baru kepada Kongres dan pemerintahan Presiden Joe Biden senilai US$ 15 miliar atau setara Rp 210 triliun agar pelaku industri ini bisa tetap menggaji karyawannya paling tidak hingga 30 September 2021. United Group memperingatkan bahwa perusahaan akan terpaksa melakukan pemangkasan karyawan secara drastis setelah stimulus penggajian karyawan putaran kedua yang diberikan pemerintah kepada industri penerbangan berakhir pada 1 April. Pasalnya, permintaan perjalanan udara belum mengalami perbaikan dari pukulan pandemi Covid-19.
Baca Juga: Usai saham GameStop bergerak liar, investor mulai cemas akan kondisi pasar saham AS United telah menarik kembali 13.000 karyawan dari cuti ketika paket gaji industri maskapai penerbangan senilai US$15 miliar dollar disahkan pada bulan Desember untuk melindungi pekerjaan hingga Maret. "Meskipun ada upaya berkelanjutan untuk mendistribusikan vaksin, permintaan pelanggan tidak banyak berubah,” kata United sebagai peringatan kepada karyawannya dikutip Reuters, Jumat (29/1). Perusahaan akan terus memonitori perkembangan permintaan perjalan udara dan melakukan advokasi terhadap kelanjutan stimulus pemerintah. Bantuan paket US$ 15 miliar tersebut diberikan pemerintah untuk membantu memperkerjakan 32.000 karyawan maskapai penerbangan. Itu merupakan bagian dari paket stimulus senilai US$ 50 miliar yang terdiri dari bantuan penggajian dan pinjaman pemerintah berbiaya rendah.