KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (
GMFI) menyatakan situasi pandemi Covid-19 sangat berdampak langsung terhadap bisnis pesawat udara yang dilakoninya. Sebagaimana diketahui, beberapa maskapai penerbangan mengalami kesulitan melanjutkan bisnis sehingga melakukan restrukturisasi hingga mempersilahkan karyawan untuk pensiun dini atau berhenti (
resign). "Jadi secara garis besar dengan adanya situasi tersebut kami sangat prihatin karena otomatis akan berdampak langsung terhadap keberlangsungan bisnis perawatan pesawat udara," ujar VP Corporate Secretary & Legal Garuda Maintenance Facility Aero Asia Rian Fajar Isnaeni, saat dihubungi Kontan, Rabu (26/5).
Namun demikian, ia melanjutkan, dengan adanya vaksinasi nasional maupun global akan mendorong normalisasi penerbangan, sehingga GMFI meyakini bahwa prospek jangka panjang industri penerbangan masih sangat baik.
Baca Juga: GMFI akan memaksimalkan diversifikasi bisnis untuk bertahan dari pandemi Covid-19 Ia berkata, sampai saat ini berfokus untuk mempertahankan likuiditas dan keberlanjutan usaha di tengah situasi pandemi agar tetap menjadi MRO yg besar dan kompetitif pasca pandemi. Adapun MRO mencakup perawatan dan perbaikan generator untuk pembangkit listrik, perbaikan dan instalasi rotor gas turbine, perbaikan motor compressor, motor traksi, dan lain-lain. "Hal ini dilakukan untuk mengimbangi kinerja keuangan airlines yang sedang tidak baik namun jasa dan layanan yang kami berikan tetap maksimal karena keselamatan penerbangan adalah yang paling utama," sambungnya. Selain itu, GMFI juga melakukan diversifikasi bisnis untuk industri pertahanan,
preighter (passenger dan
freighter)
conversion, business atau
private jet serta IGTE.
Baca Juga: Terima sertifikasi, GMF Areo Asia (GMFI) siap penetrasi ke pasar industri pertahanan Sebagai bentuk diversifikasi bisnis pada masa pandemi ini, Rian menyebut MRO untuk IGTE akan lebih digenjot untuk bisa memberikan kontribusi lebih dari 10% terhadap total pendapatan. "Semua itu tengah kami maksimalkan agar kinerja Perseroan dapat dimaksimalkan," ujarnya. Melihat catatan keuangan GMFI pada kuartal III 2020, Perseroan mendulang kerugian senilai US$160,60 juta dari laba bersih yang dapat diatribusikan pada entitas induk senilai US$ 9,40 juta pada periode yang sama tahun lalu. Adapun pendapatan turun 48,11% senilai senilai US$ 191,82 juta dibandingkan pencapaian pada periode yang sama tahun 2019 senilai US$ 369,67 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli