Terimbas wabah corona, imbas hasil investasi dana pensiun turun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi corona (Covid-19) membuat kinerja investasi industri dana pensiun tertekan. Perolehan return on invesment (RoI) sektor industri ini menunjukkan tren penurunan.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, sampai Mei 2020, RoI yang didapat dapen sebesar 2,55%. Angka itu turun dari periode sama di tahun lalu yakni sebesar 3,22%.

Segmen dana pensiun pemberi kerja yang menjalankan program pensiun manfaat pasti alias DPPK-PPMP mengantongi RoI sebesar 2,75% hingga lima bulan pertama tahun ini. Turun dari Mei 2019 lalu yang sebesar 3,27%.


Kinerja investasi dari dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) juga ikutan merosot. Yakni dari 3,16% menjadi 2,23%.

Baca Juga: Sempet tertekan, ROI DPLK mulai tumbuh positif pada Juni 2020

Hal serupa juga terjadi dana pensiun pemberi kerja yang menjalankan program pensiun iuran pasti alias DPPK-PPIP. Dapen segmen ini mencatatkan penurunan imbal investasi dari 3,13% menjadi 2,59%.

Ketua Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Suheri Lubis menilai, hasil investasi merosot seiring penurunan aset investasi industri dapen guna mengantisipasi dampak Covid-19. Sebab, para pelaku ikut mengurangi jumlah investasi dan cenderung memilih instrumen yang prudent.

"Saya melihat teman - teman menahan diri investasi ke saham yang volatilitasnya tinggi. Mereka bergerak ke obligasi dan surat berharga negara (SBN) walaupun kupon turun sehingga dilematis," kata Suheri kepada Kontan.co.id, Kamis (6/8).

Alhasil, mayoritas dapen bermain di instrumen investasi fix income yang lebih aman dan berisiko rendah. Namun mereka diperkirakan tidak bisa kejar imbal hasil yang diinginkan ketika kondisi membaik. Misalnya, saat kupon obligasi dan nilai saham naik.

"Dapen seharusnya kosisten dengan strategi investasi jangka panjang karena liabilitas mereka juga jangka panjang. Jadi tidak perlu khawatir kondisi saat ini, situasi kemungkinan membaik," terangnya.

Direktur Utama Dapenma Pamsi Sularno mengatakan, pergerakan pasar modal sudah tidak rasional karena kepanikan wabah virus corona. Agar tidak jatuh terlalu dalam maka dana pensiun diharapkan memperhatikan manajemen risiko serta kewajiban membayar manfaat pensiun jatuh tempo.

"Sambil menunggu momentum maka sementara diparkir pada SBN dan deposito," ungkapnya.

Direktur Utama Dapen BTN Mas Guntur Dwi Sulistyanto mengatakan, pihaknya menargetkan dana kelolaan tahun ini cenderung konservatif. Yang terpenting adalah porsi dan arahan investasi yang lebih berhati-hati dalam menghadapi dinamika pasar.

“Pada 2020 kami konservatif dalam menjalankan bisnis sesuai amanah dan sebesar-besarnya untuk kepentingan pendiri dan peserta,” imbuhnya.

Baca Juga: Ini daftar sembilan dapen yang sudah dibubarkan OJK tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat