KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja sektor yang berubah mendorong terjadinya rotasi saham-saham unggulan di pasar bursa domestik. Fund Manager STAR Asset Management (STAR AM) Frederick Daniel Bili Tanggela mengatakan, sejak berakhirnya periode pembagian dividen pada kuartal kedua 2023, saham-saham perbankan cenderung bergerak stagnan. Menurut Frederick, pihaknya mencatat mulai terjadi rotasi ke sektor pertambangan. “Sebab, sejak pertengahan tahun 2023, sektor pertambangan mengalami penguatan ditopang oleh kecenderungan penguatan harga komoditas, terutama komoditas energi,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (25/8).
Sedangkan, saham-saham sektor
consumer goods dan retail masih secara konsisten mencatatkan tren penguatan sejak awal tahun 2023.
Baca Juga: Ini Emiten yang Diuntungkan dan Dirugikan Kebijakan BI Menahan Suku Bunga Sentimen utama masih seputar suku bunga domestik maupun global. Hingga saat ini momentum penurunan suku bunga belum terlihat. “Sehingga, investor cenderung memilih sektor yang tidak sensitif terhadap suku bunga,” ungkap dia. Frederick melihat, sektor otomotif, termasuk subsektor suku cadang otomotif, berpotensi akan menguat hingga akhir tahun 2023. Selain itu, ada sektor
consumer dan sektor retail yang masih akan kuat. Hal itu membuat STAR AM memilih ketiga sektor itu sebagai sektor unggulan mereka. “Kami saat ini telah meninggalkan sektor teknologi, karena masih akan mengalami tekanan hingga adanya kepastian mengenai pembalikan arah suku bunga,” ungkap dia.
Baca Juga: Ada Rotasi Kinerja Saham, Begini Prospek Sektor Unggulan Saat Ini Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus mengatakan, sektor energi dan properti tengah mengalami rotasi kinerja. Pada tahun 2022 hingga awal tahun 2023, kinerja sektor energi sangat bagus, karena didukung oleh kenaikan harga-harga komoditas. “Namun, prospek sektor energi di tahun 2023 mengalami penurunan karena perlambatan ekonomi global,” ujar dia kepada Kontan.co.id, Jumat (25/8). Di satu sisi, sektor properti yang tadinya diperkirakan akan mengalami penurunan di tahun 2023. Namun, didukung oleh stabilitas pemulihan ekonomi yang berjalan dengan baik serta terjaganya daya beli dan konsumsi, sektor properti perlahan tapi pasti mulai pulih. “Begitupun dengan
consumer non cyclical yang mendapatkan dorongan positif akibat pulihnya daya beli dan konsumsi,” tutur dia.
Baca Juga: IHSG Naik 0,52%, Ini Saham Top Gainers & Top Losers Sepekan Nico mengatakan, prospek rotasi kinerja sektor saham kemungkinan tidak akan terjadi lagi jika situasi dan kondisi hari ini belum belum berubah. Sebab, rotasi sektor saham akan bergantung kepada situasi dan kondisi dinamika ekonomi yang terjadi. “Mulai dari global maupun mikroekonomi, dinamika keduanya memberikan pengaruh terhadap sektor tersebut,” katanya. Menurut Nico, kinerja sektoral merupakan salah satu indikator yang harus dilihat investor untuk melihat dampak dari situasi global dan kondisi dalam negeri. Dari kinerja sektor, baru investor bisa memilah emiten mana yang bisa dipilih. Ketika pelemahan sektor tersebut terjadi, investor bisa melihat saham mana yang memiliki fundamental yang bagus dan memiliki potensi valuasi di masa yang akan datang. Selama saham emiten memiliki kedua hal tersebut, penurunan merupakan sebagai kesempatan dan beli merupakan pilihan. “Namun, investor juga harus memperhatikan juga durasi investasi, karena tujuan investor jangka pendek dan panjang tentu berbeda,” paparnya.
Baca Juga: Begini Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (28/8) Frederick mengatakan, investor harus memiliki pemahaman yang cukup mengenai fundamental setiap sektor. “Ini agar investor dapat melakukan
assessment risk-reward atas setiap keputusan investasi yang diambil,” tutur dia. Nico pun merekomendasikan Beli
BSDE dan
CTRA sebagai saham unggulan dari sektor properti, dengan target harga sama-sama di Rp 1.400 per saham. Dari sektor
consumer noncyclical, Nico merekomendasikan beli untuk
INDF,
ICBP, dan
AMRT dengan target harga masing-masing Rp 9.000 per saham, Rp 13.500 per saham, dan Rp 3.150 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati