KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Dalam sehari, Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) terperosok hingga 2,14% atau turun 151,64 poin ke angka 6.947,67 pada penutupan perdagangan Rabu (5/6). IHSG diproyeksikan
rawan koreksi lagi
dengan support di angka
6.
926 dan resistance di level
7.
031 pada Kamis (6/6). Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang menyebut,
IHSG tertekan oleh aksi jual selektif pada sejumlah saham tambang di sektor energi
dan barang baku. Secara psikologis, informasi berkenaan
salah satu saham energi besar di Indonesia yang
gagal masuk dalam indeks FTSE Large Cap memicu aksi jual pada saham tersebut dan saham-saham energi, termasuk barang baku. Sektor
energi juga dinilai
terpengaruh oleh spekulasi akan
permintaan energi dari India yang termasuk sebagai negara
konsumen terbesar batubara global. Hal tersebut beriringan dengan
hasil pemilu di India dengan terpilihnya kembali
Narendra Modi menjadi Perdana Menteri India, meski dengan kemenangan yang lebih rendah dari perkiraan. Baca Juga: IHSG Merosot ke 6.947 Rabu (5/6), Masih Ada Net Buy Asing di Saham BBCA, TLKM, ASII Dari data ekonomi, indeks sektor jasa di Tiongkok dan Jerman menunjukkan kenaikan di Mei 2024. Sementara indeks sektor jasa di Euro Area masih relatif solid di periode yang sama. “
Pasar di Eropa khususnya masih menantikan keputusan pemangkasan suku bunga acuan European Central Bank (
ECB) pada Kamis
(6/6),” kata Alrich kepada Kontan.co.id, Rabu (5/6). Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menyampaikan, pelemahan IHSG akibat depresiasi
nilai tukar rupiah ter
ha
dap dolar AS
dan PT Barito Renewables Energy Tbk (
BREN) yang
masih berada pada pemantauan khusus full call auction (FCA) serta
tertundanya emiten tersebut untuk
masuk ke dalam Financial Times Stock Exchange (FTSE) 100
. Dengan penurunan ke bawah
support 6.
958, Herditya menyebut, koreksi
IHSG masih rawan berlanjut dengan support di angka
6.
926 dan resistance di level
7.
031 pada Kamis (6/6)
. Di lain sisi,
IHSG berpeluang menguat kembali ke area 7.
174–7.
230 apabila IHSG masih mampu berada di atas support 6.
760. Baca Juga: Sejak Masuk FCA, Kapitalisasi Pasar Barito Renewables (BREN) Hangus Rp 511,66 Triliun S
elain BREN dan rupiah,
pergerakan IHSG masih akan
dipengaruhi oleh sentimen global.
Investor tetap konsisten
mencermati kebijakan moneter The Fed terkait pemangkasan suku bunga acuan
. Herditya mencermati saham
ACES dengan target harga Rp
860–Rp
885, MIDI berkisar di level Rp
428–Rp
434, dan UNIQ di harga Rp
560–Rp
580. Selain itu,
secara teknikal, dirinya juga mencermati pada saham-saham yang tergabung dalam sektor kesehatan (
IDX Health)
dan sektor keuangan (
IDX Finance). Sedangkan, menurut Alrich,
saham-saham blue chip konvensional terutama bank menarik
diperhatikan. Hal tersebut didasari saham-saham
BBCA, BBRI dan BBNI, termasuk TLKM dan ASII menjadi penopang IHSG dari potensi pelemahan lebih dalam di Rabu (5/6). Selain saham-saham di atas, Alrich juga menjagokan saham
JSMR dan SIDO. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati