JAKARTA. Direkrut PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero Nur Pamudji mengaku belum ada pembicaraan terkait dengan rekomendasi dari Badan Kebijakan Fiskal (BKF) yang meminta PLN menjadi dua perusahaan terpisah (spin-off) guna bisa membenahi kesenjangan listrik di penjuru Indonesia. "Saya tak mengerti spin-off. Kalau main biliar dan tenis ada spin, tetapi main listrik tidak ada," ujarnya berseloroh usai rapat koordinasi di Kementerian Bidang Perekonomian, Jum'at (25/4). Menurut kajian BKF, ketimpangan ketersediaan infrastruktur listrik antar wilayah disebabkan pembangunan yang lebih condong ke Kawasan Barat Indonesia (KBI) dibanding Kawasan Timur Indonesia (KTI). Penyebabnya, selain karena tambahan biaya terkait luas dan kondisi geografis KTI, juga karena PLN disebut tidak fokus. Saat ini, pasokan listrik nasional ada di angka 40.000 megawatt. Dari jumlah itu, 75% atau 30.000 megawatt dipasok untuk kawasan Jawa-Bali-Madura.
Terkait wacana spin off, ini komentar bos PLN
JAKARTA. Direkrut PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero Nur Pamudji mengaku belum ada pembicaraan terkait dengan rekomendasi dari Badan Kebijakan Fiskal (BKF) yang meminta PLN menjadi dua perusahaan terpisah (spin-off) guna bisa membenahi kesenjangan listrik di penjuru Indonesia. "Saya tak mengerti spin-off. Kalau main biliar dan tenis ada spin, tetapi main listrik tidak ada," ujarnya berseloroh usai rapat koordinasi di Kementerian Bidang Perekonomian, Jum'at (25/4). Menurut kajian BKF, ketimpangan ketersediaan infrastruktur listrik antar wilayah disebabkan pembangunan yang lebih condong ke Kawasan Barat Indonesia (KBI) dibanding Kawasan Timur Indonesia (KTI). Penyebabnya, selain karena tambahan biaya terkait luas dan kondisi geografis KTI, juga karena PLN disebut tidak fokus. Saat ini, pasokan listrik nasional ada di angka 40.000 megawatt. Dari jumlah itu, 75% atau 30.000 megawatt dipasok untuk kawasan Jawa-Bali-Madura.