Jumlah produsen pakaian bayi di Jalan Hantap Antapani, Kecamatan Kiaracondong, Bandung, kini lebih sedikit dibandingkan tahun 1990-an. Sarno Hadi Purnomo, salah seorang produsen pakaian bayi bilang, di tahun 90-an, hampir setiap rumah memproduksi pakaian bayi. Ia memperkirakan, jumlah produsen pakaian bayi saat itu lebih dari 40 unit usaha, dan mempekerjakan ratusan orang. Namun sejak terjadi krisis moneter di tahun 1998-1999, banyak pelaku usaha gulung tikar. Baru sekitar tahun 2000-an, mereka bangkit lagi. "Saat itu krisis sudah selesai dan produsen sudah berhasil mengumpulkan modal lagi," kata Sarno.Hingga saat ini, terdapat sekitar 23 unit usaha dengan melibatkan 65 pengrajin. Menurut Sarno, usaha konveksi pakaian bayi di wilayah ini sudah berlangsung secara turun temurun. Sarno sendiri merupakan generasi kedua yang meneruskan usaha orangtuanya.
Terkendala penjahit dan mesin jahit (3)
Jumlah produsen pakaian bayi di Jalan Hantap Antapani, Kecamatan Kiaracondong, Bandung, kini lebih sedikit dibandingkan tahun 1990-an. Sarno Hadi Purnomo, salah seorang produsen pakaian bayi bilang, di tahun 90-an, hampir setiap rumah memproduksi pakaian bayi. Ia memperkirakan, jumlah produsen pakaian bayi saat itu lebih dari 40 unit usaha, dan mempekerjakan ratusan orang. Namun sejak terjadi krisis moneter di tahun 1998-1999, banyak pelaku usaha gulung tikar. Baru sekitar tahun 2000-an, mereka bangkit lagi. "Saat itu krisis sudah selesai dan produsen sudah berhasil mengumpulkan modal lagi," kata Sarno.Hingga saat ini, terdapat sekitar 23 unit usaha dengan melibatkan 65 pengrajin. Menurut Sarno, usaha konveksi pakaian bayi di wilayah ini sudah berlangsung secara turun temurun. Sarno sendiri merupakan generasi kedua yang meneruskan usaha orangtuanya.