KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja saham syariah terkerek di tengah pandemi Covid-19. Ini terlihat dari Indeks Syariah Indonesia (ISSI), Jakarta Islamic Index 70 (JII70), dan Jakarta Islamic Index (JII) yang berkinerja positif. Mengutip catatan Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak kasus Covid-19 di Indonesia pertama kali diumumkan pada 2 Maret 2020 hingga 31 Maret 2021, ISSI mengalami penguatan hingga 13,9%. Sementara itu, JII70 naik 12,3% dan JII meningkat 7,8%. Pergerakan tiga indeks syariah itu lebih baik dibanding LQ45 maupun IDX30 yang terkerek masing-masing 5,1% dan 2,4%. Sebagai pembanding, di masa sebelum pandemi Januari-Februari 2020, kinerja ISSI melorot 16,5%. Sementara itu, JII70 dan JII menurun masing-masing 18,4% dan 19,1%.
Analis Philip Sekuritas Indonesia Anugerah Zamzami Nasr mencermati, dalam periode itu saham-saham yang naik tinggi adalah saham di sekor pertambangan, industri dasar, perdagangan, agrikultur dan keuangan. Sementara ISSI memiliki bobot yang lebih besar pada sektor-sektor tersebut, kecuali keuangan. "Punya weight (bobot) besar pada sektor yang punya return lebih menjadikan ISSI bisa lebih outperform," ujar Zamzami kepada Kontan.co.id, Jumat (9/4). Baca Juga: Indeks syariah melesat di tengah pandemi Covid-19, ini sebabnya Di samping itu, dilihat dari sisi seleksinya, saham-saham bank konvensional atau lembaga keuangan konvensional tidak termasuk ke dalam indeks saham syariah. Ini menjadikan indeks syariah lebih mentereng karena pada peridoe tersebut return saham-sahamnya masih minus. Di sisi lain, saham-saham perbankan yang masuk dalam indeks syariah memang tengah bergerak kencang. "Seperti BRIS dan BANK, mereka weight-nya lebih besar di ISSI daripada di IHSG," imbuh dia. Adapun jika dilihat per saham, kontribusi paling besar terhadap outperformance ISSI adalah EMTK dan UNTR. Baca Juga: Bank Net Indonesia Syariah berganti nama jadi Bank Aladin Syariah