KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah ngegas tahun lalu, pergerakan saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) mulai kehilangan tajinya. Sejak awal tahun alias secara
year-to-date (YtD), saham emiten pelat merah ini melemah 15,17%. Analis Reliance Sekuritas Lukman Hakim menilai, saat ini kinerja saham BRIS memang mengalami tekanan akibat kenaikan dari tahun sebelumnya. Namun, jika melihat
price to book value (PBV) saham BRIS cenderung masih murah jika dibandingkan dengan saham perbankan syariah di Indonesia. “Sehingga penurunan saham BRIS pada tahun 2022 ini dapat dikatakan wajar, karena aksi
taking profit setelah pada tahun 2021 sudah mengalami kenaikan,” terang Lukman kepada Kontan.co.id, Selasa (6/9)
Hanya saja, Lukman menilai bank syariah ini masih memiliki prospek bisnis yang bagus di Indonesia. Hal ini mengingat BRIS sebagai
leader bank syariah di Indonesia.
Baca Juga: Saham BBCA, BBRI dan BMRI Jadi Favorit Investor Asing pada Perdagangan Selasa (6/9) Secara bisnis, model bisnis bank syariah dikenal tidak terlalu membebani nasabah jika dibandingkan dengan bank konvensional, sehingga BRIS masih sangat berpotensi untuk terus berkembang Selain menjaga nilai syariah, BRIS juga menyalurkan pembiayaan terkait
environmental, social, and corporate governance (ESG). Pembiayaan BRIS juga ikut mengalami pertumbuhan yang diikuti dengan pertumbuhan kinerja BRIS yang positif Lebih lanjut, rencana aksi korporasi berupa
rights issue dapat menjadi sentimen untuk BRI. Dana dari
rights issue ini dapat mendukung ekspansi untuk melakukan pertumbuhan serta dapat menambah permodalan atau
capital adequacy ratio (CAR). Meskipun memang, CAR milik BRIS saat ini masih dapat dikatakan sangat sehat.
“Untuk target harga BRIS kami menggunakan analisis teknikal dengan
support dan
resistance Rp 1.460-Rp 1.675,” tutup Lukman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi