Terlalu Banyak Tidur? Kenali Penyebab, Bahaya, dan Cara Mengatasi Hipersomnia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pahami penyebab dan bahaya kebanyakan tidur pada malam hari. Kondisi tidur berlebihan atau hipersomnia tanpa disadari merupakan salah satu gangguan kesehatan.

Fenomena terlalu banyak tidur merujuk pada kondisi di mana seseorang merasa sangat mengantuk dan tidur dalam jumlah waktu yang lebih lama dari biasanya.

Orang dengan hipersomnia mungkin tidur selama periode yang lebih panjang pada malam hari. Tidak hanya malam, penderita juga merasa tertidur selama siang hari, bahkan setelah tidur yang cukup pada malam sebelumnya.


Ada beberapa gejala yang bisa timbul pada penderita hipersomnia yang dapat dideteksi sejak awal.

Baca Juga: 9 Kebiasan yang Bisa Meredakan Serangan Hipertensi

Gejala kebanyakam tidur

Beberapa gejala kebanyakan tidur atau hipersomnia meliputi:

  • Tidur yang Berlebihan: Seseorang dengan hipersomnia mungkin tidur lebih dari 10 jam per hari.
  • Sulit Bangun: Meskipun tidur cukup lama, orang dengan hipersomnia sering kali masih merasa sangat mengantuk dan sulit untuk bangun dan beraktivitas.
  • Kesulitan Memusatkan Perhatian: Kebanyakan tidur dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi dan memusatkan perhatian.
  • Gangguan Kognitif: Hipersomnia juga dapat menyebabkan gangguan kognitif seperti perubahan mood, masalah memori, dan kesulitan dalam membuat keputusan.
  • Masalah Emosional: Kondisi ini dapat berkontribusi pada masalah emosional seperti depresi atau kecemasan.
Kebanyakan tidur dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk masalah medis, pola tidur yang tidak teratur, gangguan tidur.

Penyebab kebanyakan tidur

Berikut ini beberapa penyebab tidur berlebihan atau hipersomnia dilansir dari Sleep Foundation.

  • Depresi dan Kecemasan: Orang dengan depresi dan kecemasan sering bergumul dengan gangguan tidur atau gangguan kesehatan lainnya. Tidur berlebihan dan sulit tidur adalah efek dari depresi, dan remaja serta orang dewasa yang lebih tua dengan depresi kemungkinan besar akan mengalami rasa kantuk yang berlebihan.
  • Sleep apnea: Ini menyebabkan Anda berhenti bernapas untuk sementara selama tidur. Akibatnya, Anda mendengkur dan tersedak di malam hari dan merasa mengantuk di siang hari. Untuk menebus tidur yang buruk, Anda dapat tidur siang di siang hari dan mencoba tidur lebih lama di malam hari, yang menyebabkan tidur berlebihan.
  • Hipersomnia idiopatik: Gangguan tidur ini ditandai dengan kesulitan untuk bangun karane rasa kantuk yang berlebihan, dan ketidakmampuan untuk merasa istirahat setelah tidur malam atau tidur siang di siang hari. Dengan gangguan ini, Anda mungkin tidur sebanyak 14 hingga 18 jam sehari.
  • Adanya pengobatan medis: Efek dari konsumsi obat atau metode pengobatan lain yang dilakukan jangka panjang bisa menyebabkan seseorang hipersomnia.
Sementara itu, gangguan tidur yang dibiarkan tentu tidak baik untuk kesehatan jiwa dan raga. Berikut ini beberapa dampak negatif atau bahaya tidur belebihan dirangkum dari Prevention.

Baca Juga: Penyebab Kaki Sering Kram saat Tidur Malam dan Cara Jitu Mengatasinya

Bahaya terlalu banyak tidur

1. Risiko Diabetes tipe 2 meningkat

Salah satu banyak kebanyakan tidur adalah peningkatan gula darah. Tubuh yang lama beristirahat tidak akan mengularkan banyak energi untuk beraktivitas.

Ini tentu akan meningkatkan kadar gula darah sehingga kadara glukosa darah akan tinggi dan meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2.

2. Kelebihan berat badan

Banyak penelitian menunjukkan bahwa orang yang kurang tidur cenderung lebih gemuk, tetapi ada juga hubungan antara kelebihan tidur dan obesitas. Sehingga, teori dari terlalu banyak tidur berarti terlalu sedikit olahraga tentu dapat menjadi salah satunya.

3. Otak menjadi kabur

Tidur berlebihan diklaim dapat meningkatkan penuaan pada otak Anda hingga 2 tahun. Bahkan, ini akan menyulitkan untuk melakukan tugas sehari-hari.

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American Geriatrics Society juga ungkap orang yang tidur lama cenderung memiliki masalah dengan fungsi mental dasar.

4. Risiko Depresi

Hubungan antara tidur panjang dan depresi bersifat konklusif. Pada beberapa penelitian ungkap hubungan yang jelas antara kedua variabel tersebut.

Dalam studi Whitehall, orang yang kebanyakan tidur lebih dari 8 jam secara signifikan mengeluhkan lebih banyak gejala depresi daripada orang yang tidur normal. 

5. Peningkatan penyakit jantung

Seperti kebanyakan kondisi kesehatan yang dijelaskan, durasi tidur pendek dan panjang yang telah dikaitkan secara independen dengan peningkatan risiko sedang.

Penelitian National Health and Nutrition Examination Survey (NAHNES) mengaitkan tidur pendek dan panjang dengan risiko penyakit jantung koroner dan stroke yang lebih tinggi.

Peserta yang tidur lebih dari 8 jam per malam dua kali lebih mungkin mengalami angina dan 10% lebih mungkin mengalami penyakit jantung koroner.

Cara mengatasi Hipersomnia

Terlepas dari penyebab tidur berlebihan Anda, Anda dapat menerapkan tips tidur sehat untuk memperbaiki kebiasaan tidur Anda:

  • Tetapkan jadwal tidur tetap: Tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari. Ini membantu Anda menghindari kurang tidur dan utang tidur.
  • Buat rutinitas waktu tidur: Rutinitas Anda akan membantu Anda rileks dan bersiap untuk tidur. Hindari cahaya dari perangkat elektronik beberapa jam sebelum tidur, karena cahaya ini dapat menunda waktu tidur.
  • Perbaiki lingkungan tidur: Kamar tidur Anda harus bersuhu sejuk dan bebas dari cahaya dan kebisingan berlebih.
  • Tetap berolahraga: Latihan harian dan paparan sinar matahari membantu Anda tidur nyenyak di malam hari. Hindari olahraga berlebihan mendekati waktu tidur.
  • Tidur siang lebih awal: Tidur siang di sore hari dapat membuat Anda sulit tidur tepat waktu di malam hari.
Apabila Anda merasa memiliki gejala kebanyakan tidur atau hipersomnia yang mengganggu kualitas hidup Anda, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter atau spesialis.

Itulah informasi terkait bahaya, penyebab, dan cara mengatasi kebanyakan tidur pada penderita yang memiliki gejala di atas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News