KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Inflasi inti kembali melandai pada bulan Mei 2023. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi inti pada bulan laporan sebesar 2,66% yoy. Ini menurun bila dibandingkan dengan capaian inflasi inti pada bulan April 2023 yang sebesar 2,83% yoy. Nah, inflasi inti ini erat hubungannya dengan daya beli masyarakat.
Baca Juga: BI Sebut Penurunan Inflasi Inti Karena Normalisasi Permintaan Pasca Lebaran Namun, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan perlambatan inflasi inti bukan berarti langsung diartikan kepada pelemahan daya beli masyarakat. "Perlu dikonfirmasi dengan data pendukung lainnya, untuk mengonfirmasi penurunan daya beli masyarakat," tegas Josua kepada Kontan.co.id, Selasa (6/6). Data pendukung yang dimaksud, adalah berbagai indikator dini yang menunjukkan kondisi aktivitas konsumsi masyarakat. Seperti, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) maupun Indeks Penjualan Riil (IPR). Nah, bila menilik data inflasi inti secara bulanan, BPS mencatat inflasi inti secara bulanan sebesar 0,06% mom atau juga lebih rendah dari 0,25% mom pada bulan April 2023.
Baca Juga: Penjualan Motor Kawasaki Berada dalam Tren yang Positif Bila menilik data BPS, Josua bilang ini yang terendah sejak April 2021. Namun, melandainya inflasi inti secara bulanan diduga karena normalisasi permintaan masyarakat pasca Idul Fitri 2023 yang jatuh pada bulan April 2023. Selain itu, faktor deflasi kelompok pakaian dan alas kaki serta penurunan harga emas juga menjadi faktor pendorong perlambatan inflasi inti Mei 2023. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli