KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor properti terus mendapat guyuran insentif, mulai dari Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan yang terbaru dari Kementerian Keuangan (Kemkeu). Namun, insentif tersebut dinilai terlambat karena sektor properti membutuhkan "obat" sejak beberapa tahun lalu. Padahal, sektor properti berperan signifikan bagi perekonomian nasional. Sektor ini menjadi indikator penting daya beli masyarakat dan perekonomian nasional. Sektor properti berkinerja cemerlang sebelum tahun 2013 dengan pertumbuhan tinggi. Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) di sektor real estate tahun 2013 mencapai 6,54% year on year (yoy). Bahkan pertumbuhan sektor tersebut setahun sebelumnya mencapai 7,41% dan 2011 sebesar 7,61%.
Terlambat diberikan, efek insentif sektor properti belum signifikan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor properti terus mendapat guyuran insentif, mulai dari Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan yang terbaru dari Kementerian Keuangan (Kemkeu). Namun, insentif tersebut dinilai terlambat karena sektor properti membutuhkan "obat" sejak beberapa tahun lalu. Padahal, sektor properti berperan signifikan bagi perekonomian nasional. Sektor ini menjadi indikator penting daya beli masyarakat dan perekonomian nasional. Sektor properti berkinerja cemerlang sebelum tahun 2013 dengan pertumbuhan tinggi. Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) di sektor real estate tahun 2013 mencapai 6,54% year on year (yoy). Bahkan pertumbuhan sektor tersebut setahun sebelumnya mencapai 7,41% dan 2011 sebesar 7,61%.