Terlilit Utang, Nusa Palapa Gemilang (NPGF) Lepas Aset Rp 275 Miliar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Nusa Palapa Gemilang Tbk (NPGF) akan melepas aset senilai Rp 275 miliar untuk membayar utang. Nilai tersebut setara 135,8% dari ekuitas Nusa Palapa.

Manajemen menjelaskan, krisis ekonomi dan ketidakpastian global sebagai imbas dari pandemi Covid-19 menjadi semakin berat karena disusul oleh invasi Rusia ke Ukraina. Peningkatan harga barang dan jasa terjadi pada hampir seluruh sektor, termasuk harga bahan baku pupuk untuk memproduksi pupuk yang mana sebagian besar kebutuhan tersebut dipenuhi melalui impor.

Kondisi tersebut mengganggu pasokan bahan baku perusahaan akibat peningkatan harga bahan baku pupuk yang sangat signifikan mencapai 300%-400%. Selain itu, modal kerja perusahaan terus tergerus akibat pembelian bahan baku impor sehingga produksi pupuk mengalami penurunan secara drastis yang berdampak pada penurunan pendapatan perusahaan yang sangat tajam.


"Hasil dari rencana transaksi akan digunakan untuk melunasi sebagian besar utang bank, utang kepada supplier, utang pajak, pesangon karyawan dan membangun pabrik baru," ungkap manajemen dalam keterbukaan informasi, Selasa (24/1).

Baca Juga: Nusa Palapa Gemilang (NPGF) Catatkan Rugi Bersih Rp 2,38 miliar di Semester I 2022

Tercatat adanya kewajiban NPGF untuk membayar utang kepada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) sebesar Rp 19,62 miliar. Kemudian, ada juga utang kepada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) sebesar Rp 84,6 miliar, dan kewajiban kepada pihak lainnya.

Aset yang dilepas oleh NPGF itu berupa tanah, bangunan beserta mesin, dan peralatan di atas lahan seluas 24.513 m2 di Bakungtemenggungan, Balongbendo, Sidoarjo, Jawa Timur. PT Abadi Agrosindo Persada bertindak sebagai pembeli dalam hal ini, dan Nusa Palapa telah menandatangani perjanjian jual beli aset bersyarat pada 29 September 2022.

Dari aksi penjualan tersebut, NPGF akan memperoleh Rp 121 miliar dari pelepasan aset tanah dan bangunan, Rp 127,8 miliar dari mesin dan peralatan pabrik, Rp 1,2 miliar dari penjualan inventaris dan kendaraan, Rp 25 miliar dari merek pengalihan sejumlah izin edar.

Baca Juga: Nusa Palapa Gemilang (NPGF) Menargetkan Laba Bersih Naik di Tahun Ini

Setelah dikurangi pembayaran utang dan lain-lain, sisa hasil transaksi yang dapat digunakan untuk membangun pabrik baru dan membuka fasilitas L/C atau SKBDN di perbankan sebagai tambahan modal kerja baru untuk membeli bahan baku dengan harga yang lebih murah melalui impor langsung dari sumber bahan baku.

Demi memperbaiki kinerja, Nusa Palapa juga telah memiliki MoU dengan 3 rekanan pabrik pupuk yaitu CV Mulyo Tani Makmur (MTM), PT Prima Mulia Abadi (PMA), dan PT Hanampi Sejahtera Kahuripan (HSK) dalam membantu produksi pupuk untuk menunjang penjualan sampai dengan pabrik baru beroperasi.

Bukan cuma itu, Nusa Palapa akan tetap memproduksi pupuk majemuk NPK sebagai produk utama. Produk tersebut dipilih dan dikembangkan oleh Nusa Palapa menggunakan mesin baru yang lebih efisien dan diterima oleh pasar menjadi bentuk briket dan granul flake yang proses produksinya berbeda.

"Sehingga secara keseluruhan akan dapat mengurangi harga pokok produksinya. Selain itu, kontribusi yang diharapkan dari pengembangan produk briket dan flake ini adalah produk pupuk untuk segmen umum dan segmen khusus yang lebih menguntungkan dan harga pupuk yang lebih kompetitif untuk pasar existing," pungkas Nusa Palapa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati