Terlilit Utang Rp4,6 Triliun, Begini Upaya ITDC Jalankan Program Bisnisnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) menyebutkan hingga saat ini terus melakukan upaya penyehatan atas kewajiban utang senilai Rp 4,6 triliun.

Direktur Utama ITDC Ari Respati menjelaskan, salah satu langkahnya adalah memperkenalkan Mandalika sebagai destinasi wisata yang tidak hanya bergantung dari MotoGP saja.

"Kami akan terus mengembangkan program-program yang memberikan banyak dampak dan manfaat," ujarnya kepada Kontan dalam acara MoU ITDC bersama PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP) di Grand Hyatt Jakarta, Rabu (23/8).


Baca Juga: Bangun Kompleks Lapangan Tenis di Mandalika, ITDC Gandeng Indonesian Paradise

Sementara itu, Direktur Keuangan ITDC Ahmad Fajar menjelaskan bahwa utang tidak selamanya buruk. Ia menyebutkan bahwa utang senilai Rp4,6 triliun merupakan pengungkit (leverage) agar produktivitas menjadi lebih baik ke depannya.

Ia menegaskan, sejak periode baru mengelola internal ITDC, pihaknya tidak hanya membangun sirkuit MotoGP tetapi juga membangun Mandalika secara keseluruhan bersama dengan Pemerintah Daerah setempat.

"Pembangunan Mandalika ini tentu utangnya tidak bisa sendiri. Kami mendapat PMN, dimana dalam neraca posisinya masuk sebagai modal, kami juga dapat dari Himbara, LPII hingga pinjaman luar negeri melalui Pemerintah. Melalui langkah itu, kami berusaha membangun ulang profil (re-profile) Mandalika sebagaimana kemampuan pembayaran atau penghasilan kami di Nusa Dua," urainya.

Fajar melanjutkan, dari sana utang tersebut diperpanjang jangka waktu pembayarannya, sehingga bunga pembayaran dirasakan lebih ringan.

Fajar mengatakan, ITDC secara sederhana ingin mengembangkan wilayah Mandalika seperti Nusa Dua Bali yang saat ini mencatat kinerja cemerlang.

Kawasan Nusa Dua Bali, sudah menyumbang pendapatan besar yang menghidupi area Nusa Dua sendiri, hingga Mandalika.

Lebih jauh pihaknya menyebutkan, sepanjang semester I 2023, kawasan The Nusa Dua, kawasan pariwisata yang dikelola oleh ITDC, berhasil mencatat pertumbuhan kunjungan 84,05%.

Baca Juga: Tingkat Hunian Rata-rata Kawasan The Nusa Dua Tumbuh Hampir 100% pada Semester I-2023

Tingkat hunian rata-rata pada bulan Juli 2023 menunjukkan pertumbuhan sebesar kurang lebih 29%, dibandingkan tingkat hunian pada Juli 2022 sebesar 65,37% dan mengalami peningkatan 1,5%, jika dibandingkan dengan tingkat hunian pada Juli 2019 sebesar 82,80%, periode sebelum pandemi COVID-19.

"Nusa Dua kinerjanya sangat bagus sekali, sudah ada reccuring income yang membiayai Nusa Dua sendiri hingga Mandalika. Kami ingin Mandalika bisa optimal seperti Nusa Dua," imbuh Fajar.

Ia melanjutkan, catatan di paruh pertama 2023 tersebut merupakan pencapaian tertinggi tingkat hunian kawasan The Nusa Dua selama tahun 2023.

Seluruh hotel yang beroperasi di kawasan The Nusa Dua mencatat tingkat hunian di atas 70%, dengan 5 hotel diantaranya mencapai tingkat hunian di atas 90%.

Kunjungan wisatawan ke kawasan The Nusa Dua Bali pada Juli 2023 sebanyak 95.792 orang, tumbuh 47,19% dari 65.079 orang pada Juli 2022.

Jumlah ini didominasi oleh kunjungan wisatawan mancanegara yang tercatat sebanyak 70.886 orang pada Juli 2023, tumbuh 62% dari 43.696 orang pada Juli 2022.

Sementara Daerah Tujuan Wisata (DTW) Water Blow, Peninsula The Nusa Dua, juga mencatat kunjungan wisatawan mencapai 8.327 orang selama Juli 2023 meningkat 24% dibanding kunjungan periode Juli 2022 sebanyak 6.721 orang.

Baca Juga: Perhelatan MotoGP Tahun 2023 Diyakini Bakal Dongkrak Ekonomi Masyarakat NTB

Sementara pada periode 1-20 Agustus 2023, The Nusa Dua telah mencatat angka okupansi rata-rata harian 84,21% yang dipengaruhi oleh beberapa event dan pertemuan yang berlangsung di The Nusa Dua.

Tingkat hunian pada bulan Agustus diharapkan dapat tetap stabil seiring dengan adanya beberapa event yang diselenggarakan di The Nusa Dua.

Diantaranya pada 22-26 Agustus 2023 di BNDCC, The Nusa Dua akan menjadi tempat penyelenggaraan event The 41st Asean Minister and Energy Meeting (AMEM) dan Kegiatan ASEAN Energy Business Forum (AEBF) yang diperkirakan dihadiri kurang lebih 1.000 peserta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto