JAKARTA. Aksi Bank Indonesia menawarkan term deposit berbasis dollar belum mampu menguatkan otot rupiah. Mata uang justru tertekan, lantaran permintaan terhadap term deposit lebih rendah dari ekspektasi pasar.Akibatnya, rupiah kembali lunglai pagi ini. Mata uang Garuda melemah 0,5% ke level Rp 9.470 per dollar AS pada pukul 08.54 di Jakarta.Kemarin, BI menerima valas senilai US$ 700 juta dari deposito tujuh hari dan 14 hari, dengan bunga 0,17% dan 0,18%. Bunga tersebut lebih rendah ketimbang di AS yang mencapai 0,23% untuk deposito selama seminggu, dan 0,24% untuk 15 hari.Sebelumnya, 29 Mei lalu, Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah menargetkan, kebijakan term deposit ini bisa membawa kembali valas sekitar US$ 2 miliar per hari ke pasar domestik. Hal itu demi mengurangi volatilitas rupiah."Permintaan tidak terlalu kuat. Investor masih cenderung mencari safe havens, sehingga apa pun instrumen yang ditawarkan tidak banyak berpengaruh, sampai kondisi global stabil," urai Klara Pramesti, analis di divisi treasury PT Bank Negara Indonesia.DBS Group Holdings Ltd. telah menurunkan proyeksi rupiah menjadi Rp 9.800 per dollar untuk kuartal ketiga, dari sebelumnya Rp 9.200 per dollar AS.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Penawaran term deposit gagal dongkrak rupiah
JAKARTA. Aksi Bank Indonesia menawarkan term deposit berbasis dollar belum mampu menguatkan otot rupiah. Mata uang justru tertekan, lantaran permintaan terhadap term deposit lebih rendah dari ekspektasi pasar.Akibatnya, rupiah kembali lunglai pagi ini. Mata uang Garuda melemah 0,5% ke level Rp 9.470 per dollar AS pada pukul 08.54 di Jakarta.Kemarin, BI menerima valas senilai US$ 700 juta dari deposito tujuh hari dan 14 hari, dengan bunga 0,17% dan 0,18%. Bunga tersebut lebih rendah ketimbang di AS yang mencapai 0,23% untuk deposito selama seminggu, dan 0,24% untuk 15 hari.Sebelumnya, 29 Mei lalu, Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah menargetkan, kebijakan term deposit ini bisa membawa kembali valas sekitar US$ 2 miliar per hari ke pasar domestik. Hal itu demi mengurangi volatilitas rupiah."Permintaan tidak terlalu kuat. Investor masih cenderung mencari safe havens, sehingga apa pun instrumen yang ditawarkan tidak banyak berpengaruh, sampai kondisi global stabil," urai Klara Pramesti, analis di divisi treasury PT Bank Negara Indonesia.DBS Group Holdings Ltd. telah menurunkan proyeksi rupiah menjadi Rp 9.800 per dollar untuk kuartal ketiga, dari sebelumnya Rp 9.200 per dollar AS.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News