Terminal BBM AKRA belum menghasilkan



JAKARTA. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) belum mendapat hasil dari pembangunan sejumlah terminal BBM pada tahun lalu. Riset Bahana Securities menyebutkan, volume distribusi bahan bakar minyak (BBM) AKRA pada kuartal IV-2012 hanya sebanyak 510.000 kiloliter (kl) atau turun 12% dibandingkan kuartal III-2012. Dus, volume distribusi BBM sepanjang 2012 mencapai 2,15 juta kl atau cuma naik 5,3% dibandingkan tahun lalu.

Kepala Riset Bahana Securities, Harry Su menilai, dengan volume penjualan BBM sebesar itu, pendapatan AKRA dari bisnis BBM pada 2012 lalu mencapai Rp 17,5 triliun, naik 17% dari tahun lalu. "Namun, penjualan dari sektor BBM turun 3,3% dari proyeksi kami," jelas Harry dalam risetnya.

Makanya, Bahana menurunkan outlook AKRA tahun ini. Harry memprediksi, volume penjualan dari distribusi BBM tahun ini hanya 2,3 juta kl atau naik 8% dari tahun lalu. Sementara, pendapatan AKRA di 2012 diprediksi hanya Rp 21,5 triliun, lebih rendah dari target AKRA sebesar Rp 22,8 triliun. Jumlah ini pun lebih kecil 4% dari perhitungan Bahana sebelumnya.


Harry bilang, pendapatan AKRA, 80% berasal dari bisnis BBM. Makanya, saat raihan volume BBM menurun, pengaruh ke pendapatan keseluruhan cukup besar. Tahun ini, Harry memprediksi, pendapatan AKRA mencapai Rp 24,65 triliun dengan laba bersih Rp 734 miliar. "AKRA harus menemukan pasar baru," kata dia.

Suresh Vembu, Direktur AKRA, mengakui, kondisi pasar di tahun ini memang masih belum bisa diprediksi. Bahkan, ia hanya menargetkan pertumbuhan pendapatan AKRA tahun ini sebesar 10%-15% dari tahun lalu, atau mencapai Rp 24,82 triliun - Rp 25,96 triliun. "Bisnis batubara pun tahun ini mungkin masih tertekan dan belum berkontribusi banyak, kami lebih realistis," ujar dia.

Suresh bilang, bisnis AKRA didorong dari infrastruktur yang memadai. Makanya, pada penerbitan obligasi tahun lalu, AKRA menyisihkan Rp 675 miliar untuk pembangunan pelabuhan terintegrasi di Gresik, Jawa Timur.

Berkaca dari bisnis batubara AKRA yang belum berkembang, Harry menduga, proyek di Jawa Timur masih menyimpan risiko. Kontribusi AKRA dalam mengembangkan kawasan industri dan pelabuhan terintegrasi baru akan menyumbang pendapatan di 2015. Ini pun dengan asumsi tidak ada keterlambatan pembangunan proyek. Harry menghitung, net gearing AKRA mencapai 53% pada tahun 2013.

Harry juga menyatakan, bisnis AKRA tahun ini bakal stagnan. Sehingga, dia menurunkan target harga saham AKRA. Sebelumnya, ia memberi target harga saham AKRA Rp 3.100 per saham. Kini, ia menargetkan harga saham AKRA Rp 3.000 per saham. Angka ini merefleksikan price earning (PE) 20,7 kali.

Jumat lalu (18/1), harga AKRA naik 3% menjadi Rp 4.025 per saham

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana