Terminal Kalibaru tahap I beroperasi 2018



JAKARTA. PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) memastikan proyek pengembangan pelabuhan Tanjung Priok, melalui pembangunan Terminal Kalibaru tahap I selesai secara keseluruhan tahun 2018. Proyek pengembangan itu akan menghabiskan dana sebesar Rp 11,75 triliun.

Richard Joost Lino, Direktur Utama PT Pelindo II mengungkapkan, pembangunan terminal Kalibaru tahap I terdiri dari tiga terminal petikemas dan dua terminal untuk produk bahan bakar minyak (BBM). "Terminal kontainer I sudah bisa beroperasi pada tahun 2014," ujar Lino, saat tiang pancang (groundbreaking) pembangunan proyek Terminal Kalibaru, Jumat (22/3).

Untuk mengoperasikan terminal tahap I, perusahaan plat merah ini akan menggandeng perusahaan asal Jepang, Mitsui Lines. Sedangkan untuk pembangunan fisik, mereka bekerjasama dengan PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP).


Kerjasama dengan PTPP akan mencakup pekerjaan pembangunan dermaga, lapangan penumpukan petikemas (container yard), pengerukan serta reklamasi. Nilai kerjasama antara Pelindo II dan PTPP mencapai Rp 9,2 triliun. Untuk membiayai pembangunan tahap I ini, Pelindo II akan memakai kas internal sebesar Rp 4 triliun. Sedangkan sisanya berasal dari kredit perbankan dan penerbitan obligasi.

Tiga terminal kontainer yang dibangun punya kapasitas mencapai 4,5 juta twenty-foot equivalent unit (TEUs) per tahun. Sedangkan dua terminal produk BBM punya kapasitas sekitar 10 juta m3 per tahun. Saat ini kapasitas pelabuhan Tanjung Priok sudah mencapai 5 juta TEUs per tahun.

Lino berharap, dengan adanya pembangunan Kalibaru dan penerapan sistem logistik terpadu, pihaknya bisa menghemat waktu bongkar muat kapal yang semula enam hari bisa terpangkas menjadi tiga hari. "Langkah ini untuk mendukung pertumbuhan logistik Indonesia secara keseluruhan," katanya.

Berkaitan dengan tender tahap II pembangunan Kalibaru, Lino hanya memberikan gambaran kebutuhan dana. "Masih terlalu awal mempublikasikan tender tahap II, meski kami sudah mempersiapkan. Yang jelas, target tahap II selesai 2022 dengan estimasi biaya total mencapai Rp 22,66 triliun," ujar Lino.

Menteri Perhubungan, E.E. Mangindaan mengungkapkan, proyek terminal Kalibaru merupakan kebutuhan yang mendesak. Sebab, kapasitas pelabuhan Tanjung Priok sudah padat. "Kita segera mempercepat (proyek ini) mengingat arus peti kemas rata-rata tumbuh 12% per tahun dalam empat tahun terakhir. Padahal sebelumnya hanya naik 5,8% per tahun," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon