Ternyata, ada 50 orang penumpang Sukhoi



JAKARTA. PT Trimarga Rekatama menegaskan menjadi pihak yang bertanggungjawab jika terjadi hal yang tidak diinginkan terhadap pesawat Sukhoi Superjet 100 dengan nomor penerbangan RA 36801. Konsultan dan Business Development PT Trimarga, Sunaryo, mengutarakan bahwa hingga saat ini belum ada informasi mengenai lokasi terakhir dari hilangnya kontak terakhir pesawat Sukhoi berpenumpang 42 orang ditambah 8 orang kru di dengan menara penghubung. "Pesawat dengan penumpang data terakhir sebanyak 50 orang mengalami hilang kontak atau lost contact dengan bandara sampai sekarang. Saya menyerahkan sepenuhnya pada Badan SAR Nasional untuk melakukan evakuasi lokasi jatuhnya pesawat, jika memang pesawatnya jatuh," tutur Sunaryo dalam keterangan resminya di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (9/5). Sunaryo melanjutkan bahwa pencarian terus dilakukan hingga kini dengan menggunakan bantuan darat. Untuk pencarian dengan menggunakan jalur udara, terpaksa dihentikan untuk sementara karena terhalang kondisi cuaca yang kurang bagus. Pencarian pesawat melalui jalur udara akan dilanjutkan besok pagi. Data terakhir, menurut Sunaryo, penumpang pesawat berjumlah 42 orang asal Indonesia dengan ditambah jumlah 8 orang kru dari Sky Airlines. "Ini data terakhir yang kami terima dari pihak Rusia. Ada berapa penumpang yang seharusnya ikut, tapi lantas tidak dapt ikut karena beberapa alasan. Dan ada beberapa penumpang yang sebelumnya tidak ikut, tapi lantas ikut penerbangan," jelas Sunaryo. Pesawat Sukhoi Superjet 100 tiba-tiba hilang kontak saat sedang melakukan joy flight. Pesawat tersebut hilang kontak saat sedang terbang di sekitar kawasan Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, sejak pukul 14.51 WIB, Rabu (9/5). Berdasarkan daftar buku tamu terbaru, terdapat 50 penumpang yang ikut serta dalam penerbangan itu. Namun hingga kini masih tertulis 41 nama, karena data terakhir masih dikonfirmasi ulang oleh pihak Trimega, Basarnas, KNKT, serta pihak Rusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie