KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyebab utama serangan jantung adalah kadar kolesterol jahat yang tinggi dalam darah. Memperbaiki pola makan dan makan dengan sehat dapat membantu menurunkan risiko terkena serangan jantung. Menurut beberapa penelitian, minum susu dalam jumlah sedang juga dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung.
Klaim ini mengikuti sebuah studi terbaru yang menemukan orang yang makan lebih dari dua porsi 244g susu murni sehari dapat mengurangi risiko masalah jantung. Hal ini termasuk produk susu yang berasal dari susu dan yoghurt, bukan keju dan krim. Mengasup susu dalam jumlah sedang adalah "kunci", namun lembaga kesehatan Inggris menyarankan mengonsumsi tak lebih dari dua hingga tiga porsi susu rendah lemak sehari. Sangat penting untuk mengonsumsi susu dalam jumlah sedang, karena bahan pangan ini termasuk lemak jenuh, yang sebenarnya dapat meningkatkan kadar kolesterol. Kolesterol adalah zat lemak penting untuk fungsi normal tubuh, tetapi memiliki jumlah yang terlalu tinggi dalam darah dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Lemak jenuh ditemukan dalam makanan termasuk mentega, kue, biskuit, potongan daging berlemak, sosis, keju, kue kering, krim, cokelat dan es krim. Pedoman kesehatan di Inggris merekomendasikan pria berusia antara 19 dan 64 tahun makan tidak lebih dari 30g lemak jenuh per hari. Sementara perempuan di kelompok usia yang sama disarankan untuk makan tidak lebih dari 20g lemak jenuh per hari.
"Susu dan produk susu, seperti keju dan yoghurt, adalah sumber protein dan kalsium. Mereka dapat membentuk bagian dari diet yang sehat dan seimbang," kata National Heart Services (NHS). "Kandungan lemak total dari produk susu bisa sangat bervariasi. Untuk membuat pilihan yang lebih sehat, lihat informasi nutrisi pada label untuk memeriksa jumlah lemak, termasuk lemak jenuh, garam dan gula, dalam produk susu yang kamu pilih." (Kahfi Dirga Cahya) Artikel ini telah tayang di Kompas.com berjudul:
"Konsumsi Susu Bantu Kurangi Risiko Masalah Jantung?" Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi