KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Makanan yang masuk ke mulut kita bukan hanya menyebabkan rasa lapar menghilang, tapi sebenarnya bisa menimbulkan rasa bahagia. Penelitian membuktikan, pola makan yang buruk akan berpengaruh negatif pada usus yang akhirnya memicu depresi dan kecemasan. Jadi, jangan remehkan pengaruh makanan bagi kondisi emosi kita. Memang tidak semua kondisi depresi terkait dengan kondisi usus. Depresi sendiri bisa disebabkan oleh beragam faktor. Walau begitu, kaitan antara mental dan kesehatan usus terkait erat.
Baca Juga: The Art of The Deal ala Warren Buffett Para ilmuwan telah mengungkap kaitan tersebut sebagai gut-brain axis atau sistem komunikasi antara sistem pencernaan dengan otak. Sejak saat itu, terjadi perubahan pandangan pada cara melihat bagaimana emosi dan perilaku kita diatur. Salah satu makanan yang memengaruhi mood kita adalah probiotik dan prebiotic. Jenisnya antara lain bakteri yang ditemukan dalam makanan yang difermentasi seperti yogurt, kefir, atau kombucha. Jenis makanan lain yang tak kalah penting adalah serat. Dunia kedokteran modern juga mempercayai bahwa hampir semua penyakit peradangan dimulai di usus, termasuk diabetes, arthritis, penyakit jantung, hingga gangguan mental. Apa yang bisa kita lakukan untuk mendukung mikroba baik di usus? Baca Juga: Awas, banyak makan daging merah olahan bisa meningkatkan risiko kanker Mulailah dengan mengubah pola makan jadi lebih sehat. Berikut beberapa hal yang bisa kita lakukan: - Memperbanyak asupan sayur, buah, dan sumber serat. Asupan serat akan masuk ke usus kecil dan usus besar untuk memberi makan mikroba sehat. - Membatasi makanan mengandung gula karena makanan manis adalah makanan bakteri patogen. - Mengonsumsi makanan yang difermentasi setiap hari, seperti yogurt. - Mengonsumsi ikan. Kandungan asam omega-3 dalam ikan akan mengurangi inflamasi. - Berolahraga juga terbukti berpengaruh pada kesehatan usus.