Ternyata, realisasi investasi belum cukup serap tenaga kerja



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi investasi sampai akhir September 2020 mencatatkan kinerja yang moncer. Namun, percapaiannya tidak selaras dengan jumlah penyerapan tenaga kerja.

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) realisasi investasi di sepanjang Januari sampai September 2020 sebesar Rp 611,6 triliun, tumbuh 1,7% year on year (yoy). Pencapaian ini sudah 74,8% dari target akhir tahun senilai Rp 817,2 triliun.

Melalui investasi itu, tenaga kerja yang terserap mencapai 861.601 orang, tumbuh 22,5% dibanding periode sama tahun lalu sebanyak 703.296 orang. Kendati tumbuh positif, angka penyerapan tenaga kerja itu masih jauh dari janji BKPM.


Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan pihaknya menargetkan penyerapan tenaga kerja di tahun ini bisa mencapai 1,2 juta orang. Artinya, dengan realisasi penciptaan tenaga kerja sampai akhir September itu baru 71,8% dari target akhir tahun. 

Baca Juga: BKPM: Realisasi investasi kuartal III-2020 mencapai Rp 209 triliun

Bahlil mengakui pihaknya merasa kewalahan. “Memang tidak gampang, tapi kita bilang ke perusahaan setiap yang bisa dikerjakan dengan tenaga manusia harus dilakukan oleh tenaga kerja,” kata Bahlil dalam Konferensi Pers Realisasi Investasi Kuartal III-2020, Jumat (23/10).

Adapun persentase capaian penyerapan tenaga kerja itu lebih rendah daripada kinerja nilai realisasi investasi di periode Januari-September 2020. Bila ditelisik, kondisi yang berseberangan itu terlihat dari jenis investasi yang terserap.

Proyek yang diciptakan dari nilai investasi di Januari-September 2020 itu mencapai 102.276 triliun. Jumlah itu berasal dari 61.590 proyek investor dalam negeri dan 40.686 proyek investor asing.

Namun, sayangnya berdasarkan sektor usaha yang didirikan didominasi oleh sektor tersier yang minim penyerapan tenaga kerja. 

Catatan BKPM realisasi investasi dari sektor tersier sebesar Rp 388,7 triliun sampai dengan akhir September lalu. Angka tersebut berkontribusi 55,4% dari total realisasi investasi.

Sebagai catatatan sektor tersier ini terdiri dari usaha di bidang transportasi, gudang, telekomunikasi, dan jasa lainnya.

Selanjutnya: BKPM dukung akselerasi pemulihan ekonomi Jawa Barat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi