Teror Berdarah di Ankara Turki, Sekjen Nato Mengecam Keras



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, mengecam serangan teroris yang menargetkan kantor pusat Turkish Aerospace Industries (TAI) di Ankara, Turki, Rabu (23/10).

Dalam sebuah postingan di X (platform yang sebelumnya bernama Twitter), Rutte menyatakan keprihatinannya atas korban tewas dan luka-luka akibat serangan tersebut.

"NATO mendukung Sekutu kami Turki. Kami mengutuk keras terorisme dalam segala bentuknya dan memantau perkembangannya dengan saksama," tulis Rutte.


Serangan yang terjadi pada Rabu (13/9) menewaskan tiga orang dan melukai lima lainnya, menurut keterangan Walikota Provinsi Kahramankazan, Selim Cirpanoglu, kepada saluran TV Turki Tele1.

Baca Juga: Benjamin Netanyahu Mengakui Israel Gagal Meminimalkan Korban Sipil di Gaza

Menteri Dalam Negeri Ali Yerlikaya juga mengkonfirmasi serangan tersebut dan meminta masyarakat untuk mengandalkan pernyataan resmi untuk informasi terkini.

Menteri Perindustrian dan Teknologi Turki, Mehmet Fatih Kacir, menegaskan bahwa Turki tidak akan mundur dari industri pertahanan dan Inisiatif Teknologi Nasional.

"Inisiatif Teknologi dan industri pertahanan kita adalah kunci menuju Turki yang sepenuhnya independen," tegas Kacir.

Menteri Kehakiman Turki juga mengutuk serangan tersebut dan mengumumkan telah diluncurkan penyelidikan oleh Kantor Kepala Kejaksaan Umum Ankara. Satu kepala jaksa penuntut dan delapan jaksa penuntut umum ditugaskan untuk menangani kasus ini.

Pusat Pemberantasan Disinformasi Turki melalui X juga mengimbau masyarakat untuk mencermati pernyataan dari sumber resmi dan menghindari tuduhan yang tidak berdasar.

Ledakan dan tembakan terdengar di fasilitas TAI di distrik Kahramankazan, Ankara. Pasukan keamanan, pemadam kebakaran, dan paramedis dikerahkan ke lokasi kejadian. Personel perusahaan pertahanan diarahkan ke tempat penampungan karena alasan keamanan.

Wakil ketua parlemen Turki, Celal Adan, juga mengutuk serangan tersebut dan menyatakan bahwa tidak ada tindakan terorisme yang dapat mengalihkan negara mereka dari jalurnya.

Editor: Syamsul Azhar