SURABAYA. Pengamat terorisme dari Institute For Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan teror yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini lebih condong ke arah ekstremisme, bukan radikalisme.Ditemui usai sidang doktoral Menpan RB Asman Abnur di Unair, Surabaya, Senin (27/2), Fahmi menjelaskan, radikalisme lebih menjurus pada anarkisme, vandalisme, maupun kerusuhan. Sedangkan ekstremisme merupakan bentuk teror yang dinilai dapat memberikan pesan efektif."Nah, berkaca dari bom panci di Bandung itu sebenarnya bentuk ekstremisme. Mereka menyampaikan pesan supaya aparat membebaskan teman-temannya," kata dia.
Teror di Indonesia lebih condong ke ekstremisme
SURABAYA. Pengamat terorisme dari Institute For Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan teror yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini lebih condong ke arah ekstremisme, bukan radikalisme.Ditemui usai sidang doktoral Menpan RB Asman Abnur di Unair, Surabaya, Senin (27/2), Fahmi menjelaskan, radikalisme lebih menjurus pada anarkisme, vandalisme, maupun kerusuhan. Sedangkan ekstremisme merupakan bentuk teror yang dinilai dapat memberikan pesan efektif."Nah, berkaca dari bom panci di Bandung itu sebenarnya bentuk ekstremisme. Mereka menyampaikan pesan supaya aparat membebaskan teman-temannya," kata dia.