Teror di Marawi, keamanan perbatasan ditingkatkan



JAKARTA. Aksi pemberontakan di Marawi, Filipina, membuat Pemerintah Indonesia meningkatkan pengamanan di wilayah perbatasan dengan Filipina. Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, hal ini dilakukan untuk mencegah teror meluas.

"Pengamanan pasti ditambah. Pemerintah sudah mengantisipasi, baik di tingkat daerah maupun pusat. Ini memerlukan kepedulian kita semuanya agar jangan sampai ada yang masuk ke wilayah kita untuk melakukan aktivitas (terorisme)," kata Setyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Minggu (28/5).

Setyo menjelaskan, perbatasan terdekat dari Filipina ada di Miangas-Marore, Sulawesi Utara. Jarak dari sana ke Filipina hanya membutuhkan waktu lima jam perjalanan laut.


Setyo memastikan, pihaknya turut mengamankan kepulauan terluar di utara Indonesia ini. "Saya kira rekan-rekan di perbatasan, TNI-Polri, bahkan masyarakat di sana sudah ada kepedulian untuk mengantisipasi itu," ujarnya.

Pertempuran pecah sejak Selasa (23/5), setelah militer Filipina menggerebek satu rumah yang diyakini sebagai tempat persembunyian komandan kelompok Abu Sayyaf dan pemimpin kelompok yang telah berbaiat dengan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS), Isnilon Hapilon.

Puluhan anggota milisi bersenjata menghadang gerak tentara pemerintah, memicu pertempuran sengit di beberapa titik kota. Milisi sempat mengibarkan bendera ISIS. Sejumlah warga Indonesia dilaporkan terlibat dalam aksi itu.

(Nibras Nada)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini