JAKARTA. Saat mendirikan gerai Tahu Cah Ungarang 10 tahun lalu di Semarang, Robby P. Wibowo sempat mendulang omzet besar. Maklum, saat itu, popularitas tahu bakso memang tengah memuncak. Selain itu, harganya masih ramah di kantong, sehingga banyak pelancong memborong kudapan ini sebagai oleh-oleh. Namun, seiring kenaikan harga bahan baku utama, yakni daging sapi dan kedelai, Robby mengaku tak bisa berbuat banyak. Apalagi, harga sewa gerainya juga ikut melambung. Dia pun terpaksa mengerek harga tahu bakso. Kini, dia menjual Rp 33.000-Rp 35.000 per dus yang berisi 10 tahu bakso.Dulu, Robby mampu menjual 200-300 dus tahu bakso pada hari-hari biasa. Jumlah itu akan berlipat menjadi 500 dus saat akhir pekan atau hari libur. Namun kini, Robby hanya mampu menjual rata-rata 200 dus ketika pada weekend atau hari libur dan 150 dus pada hari biasa. "Omzet turun hampir 40%," keluh dia.
Terpaksa mengerek harga meski omzet terkikis (2)
JAKARTA. Saat mendirikan gerai Tahu Cah Ungarang 10 tahun lalu di Semarang, Robby P. Wibowo sempat mendulang omzet besar. Maklum, saat itu, popularitas tahu bakso memang tengah memuncak. Selain itu, harganya masih ramah di kantong, sehingga banyak pelancong memborong kudapan ini sebagai oleh-oleh. Namun, seiring kenaikan harga bahan baku utama, yakni daging sapi dan kedelai, Robby mengaku tak bisa berbuat banyak. Apalagi, harga sewa gerainya juga ikut melambung. Dia pun terpaksa mengerek harga tahu bakso. Kini, dia menjual Rp 33.000-Rp 35.000 per dus yang berisi 10 tahu bakso.Dulu, Robby mampu menjual 200-300 dus tahu bakso pada hari-hari biasa. Jumlah itu akan berlipat menjadi 500 dus saat akhir pekan atau hari libur. Namun kini, Robby hanya mampu menjual rata-rata 200 dus ketika pada weekend atau hari libur dan 150 dus pada hari biasa. "Omzet turun hampir 40%," keluh dia.