KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama kuartal I tahun ini, kinerja produsen rokok PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) masih tercatat positif. Laba bersih emiten ini meningkat 1,1% secara year on year (yoy) menjadi Rp 3,3 triliun. 

Menurut Christine Natasya, Analis Mirae Asset Sekuritas, realisasi laba bersih HMSP memenuhi 27% dari estimasi di tahun 2020. Margin laba bersih alias net profit margin (NPM) HMSP sedikit naik menjadi 14% di kuartal I tahun 2020 dari periode sama tahun lalu 13,8%. "Kami menilai, margin lebih tinggi ini berasal dari biaya operasional yang ditekan lebih cepat," kata dia dalam riset Rabu (13/5). 

Baca Juga: Saham big cap: Saham HMSP dan UNVR naik tiga berturut, cek valuasi sahamnya

Pendapatan HMSP di kuartal I-2020 justru tercatat turun tipis 0,5% secara year on year (yoy) menjadi Rp 23,69 triliun. Christine menyebut, penurunan pendapatan HMSP lantaran volume penjualan yang turun. Pasalnya, di kuartal I tahun ini, HMSP mengerek harga jual rata-rata. "Pada kuartal tersebut HM Sampoerna menjual 20,4 miliar batang rokok turun 7,8% secara tahunan dan turun 22,7% dalam kuartal on kuartal," jelas Christine, 

Meski demikian, hasil pendapatan HMSP menurut Christine masih sejalan dengan estimasi mereka atau setara dengan 22% dari target tahun 2020. Pada kuartal I tahun ini, penjualan yang naik dua digit tapi memiliki margin rendah terjadi pada produk rokok Magnum Mild dan Marboro Filter Black. "Memang seperti yang kami perkirakan sebelumnya, volume penjualan HM Sampoerna di kuartal I-2020 akan lebih lamban," tutur Christine. 

Penjualan Dji Sam Soe turun 7,2% menjadi 6,1 miliar batang. Sementara itu ada kenaikan harga jual untuk semua varian ukuran Magnum Mild yang mana sebagian besar konsumen dengan penghasilan rendah dan mencari harga produk yang lebih rendah. Sementara volume penjualan merek Sampoerna A Mild meningkat 12,6% di kuartal I-2020. 

Baca Juga: Pasar rokok kian tertekan akibat pandemi virus corona (Covid-19)

Pada kuartal I-2020, jumlah tingkat persedian per hari alias inventory days HMSP meningkat menjadi 101 hari jauh lebih panjang dari kuartal IV tahun 2019 yang hanya 66 hari. Bahkan dalam tujuh kuartal terakhir, investory days HMSP hanya 67 hari. "Wabah Covid 19 menganggu saluran distribusi dan produksi, menurut kami tingkat persediaan yang tinggi dapat membantu HM Sampoerna untuk menjaga pasokan aman hingga kuartal II tahun ini," terang Christine. 

Untuk itu, Christine menyarankan hold saham HMSP dengan target harga Rp 1.700 per saham hingga akhir tahun dan mencerimkan price earning ratio (PER) di tahun 2020 yakni di 16 kali. Saat ini, saham HMSP diperdagangan pada PER 15,9 kali. Rabu (13/5) harga saham HMSP ditutup naik 1,48% di Rp 1.715 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana