Terpapar sentimen global, analis ini prediksi IHSG kembali tertekan esok



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup memerah. Pada akhir perdagangan Selasa (23/10) IHSG turun 0,73% ke level 5.797. 

Analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji mengungkap, indeks masih bertahan di zona negatif sebab merespon sentimen eksternal terkait dengan ketidakpastian global. Seperti sentimen kenaikan suku bunga The Fed, kisruh politik Italia yang mengguncang perekonomian Eropa, dan keluarnya USA dari Intermediate-Range Nuclear Forces Treaty. Selain itu renggangnya hubungan antara AS dengan Arab Saudi perihal pembunuhan jurnalis Washington Post Jamal Khashoggi yang berkebangsaan Arab Saudi.

"Oleh sebab itu penetapan BI rate saat ini adalah bertujuan untuk mengurangi tekanan pada IHSG maupun pada rupiah," ujar Nafan.


Berdasarkan indikator, MACD berhasil membentuk pola golden cross di area negatif. Sementara itu, Stochastic dan RSI masih berada di area netral. Namun demikian, terlihat pola long black closing marubozu candle yang mengindikasikan adanya potensi pelemahan lanjutan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke area support di rentang level 5.763-5.865.

Lanjar Nafi analis Reliance Sekuritas menyatakan jika melemahnya IHSG didorong oleh turunnya sektor infrastruktur 2,01% dan -1,40% di pertambangan.

Bank Indonesia yang menahan BI 7 day reverse repo rate di level 5,75% serta rupiah yang tutup melemah 0,13% dilevel Rp 15.192 per dollar Amerika Serikat (AS) menjadi sentimen negatif IHSG.

Secara teknikal IHSG terkoreksi wajar setelah terkonsolidasi menguji resistance bearish trend line dan MA20. Indikator stochastic dead-cross pada area jenuh beli dengan momentum bearish indikator RSI. Indikasi bearish cukup terpola secara teknikal melihat tidak mampunya IHSG memotong resistance MA20 dan bearish trend line sehingga reversal kearah support hingga lower bollinger bands. 

Sehingga diperkirakan IHSG akan bergerak cenderung kembali tertekan di kisaran level 5.757-5.825.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi