Terpilih Jadi Presiden Iran, Masoud Pezeshkian Minta Rakyat Iran Tetap Bersamanya



KONTAN.CO.ID - DUBAI. Masoud Pezeshkian terpilih menjadi Presiden Iran. Usai terpilih, Pezeshkian yang relatif moderat meminta masyarakat Iran untuk tetap bersamanya di "jalan sulit yang akan datang".

Pezeshkian mengalahkan pesaingnya dari garis keras untuk memenangkan pemilihan presiden Iran.

Pemungutan suara putaran kedua berlangsung pada Jumat (5/7). Pezeshkian adalah satu-satunya kandidat moderat, melawan empat kandidat, termasuk mantan perunding nuklir garis keras Saeed Jalili.


Pezeshkian, seorang ahli bedah jantung berusia 69 tahun, telah berjanji untuk mempromosikan kebijakan luar negeri yang pragmatis, meredakan ketegangan atas negosiasi yang kini terhenti dengan negara-negara besar untuk menghidupkan kembali pakta nuklir tahun 2015. Ia juga menjanjikan meningkatkan prospek liberalisasi sosial dan pluralisme politik.

Baca Juga: Putin Bakal Bertemu Erdogan dan Xi Jinping di Kazakhstan, Ada Isu Apa?

Namun banyak warga Iran yang skeptis terhadap kemampuan Pezeshkian memenuhi janji kampanyenya. Sebab, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, merupakan otoritas tertinggi di Republik Islam.

"Rakyat Iran yang terkasih, pemilu telah berakhir, dan ini hanyalah awal dari kerja sama kita. Jalan yang sulit ada di depan. Ini hanya bisa mulus jika ada kerja sama, empati, dan kepercayaan Anda," kata Pezeshkian dalam postingan di media sosial X, seperti dikutip Reuters.

"Aku mengulurkan tanganku padamu dan bersumpah demi kehormatanku bahwa aku tidak akan meninggalkanmu di jalan ini. Jangan tinggalkan aku." imbuhnya.

Jumlah pemilih hampir mencapai 50% pada pemilu hari Jumat. 

Memuji tingginya jumlah pemilih, Khamenei mengucapkan selamat kepada Pezeshkian atas kemenangannya dan menasihatinya untuk melanjutkan kebijakan Raisi.

Baca Juga: Hezbollah Meluncurkan 200 Roket dan Sejumlah Drone ke Pangkalan Militer Israel

Pezeshkian berhasil menang dengan konstituennya – yang diyakini sebagian besar adalah kelas menengah perkotaan dan kaum muda – yang kecewa dengan tindakan keras keamanan selama bertahun-tahun yang membungkam perbedaan pendapat publik terhadap ortodoksi Islam.

Kemenangan Pezeshkian meningkatkan harapan akan mencairnya hubungan Iran dengan Barat yang mungkin membuka peluang untuk meredakan perselisihan nuklir dengan negara-negara besar.

Pemilu tersebut bertepatan dengan meningkatnya ketegangan regional akibat konflik antara Israel dan sekutu Iran Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon, serta meningkatnya tekanan Barat terhadap Iran atas program nuklirnya yang berkembang pesat.

Editor: Khomarul Hidayat