Terpuruk! 10 Mata Uang Asia Paling Lemah 2025—Indonesia Masuk Daftar



KONTAN.CO.ID - Nilai mata uang bukan sekadar angka karena mencerminkan kesehatan ekonomi, stabilitas politik, dan tingkat kepercayaan global terhadap suatu negara. Di Asia, beberapa mata uang anjlok hingga dibutuhkan uang lokal dalam jumlah besar untuk mendapatkan satu dollar AS, dilansir dari WION (15/10/2025).

Inflasi tinggi yang berlangsung lama, cadangan devisa yang terbatas, ketidakstabilan politik, dan sanksi internasional semuanya berperan dalam rapuhnya nilai mata uang. Bagi warga negara, kondisi ini berarti biaya hidup yang meningkat, sementara bagi investor, risiko yang semakin tinggi.

Lantas, negara mana saja di Asia yang memiliki mata uang paling lemah pada 2025?


Mata uang paling lemah di Asia 2025

Pound Lebanon menempati posisi teratas sebagai mata uang paling lemah di Asia pada 2025, dengan nilai tukar mencapai 1 dollar AS setara 89.550 pound Lebanon. Di kawasan ASEAN, Vietnam Dong (VND) menjadi mata uang dengan nilai paling lemah sepanjang 2025. Sebaliknya, Dollar Brunei (BND) tercatat sebagai mata uang terkuat di wilayah tersebut.

Berikut daftar mata uang paling lemah di Asia 2025:

Baca Juga: Kurs Transaksi BI Jumat, 14 November 2025: Rupiah Terhadap Euro, Dolar, hingga Yen

1. Pound Lebanon

Pound Lebanon jatuh di tengah krisis keuangan berkepanjangan. Saat ini, 1 dollar AS setara dengan 89.550 pound Lebanon. Sektor perbankan negara itu kolaps pada 2019, dan sejak itu muncul berbagai nilai tukar, dengan kurs pasar yang jauh berbeda dari kurs resmi. Inflasi parah telah menggerus tabungan warga, memaksa sebagian besar aktivitas ekonomi beralih ke transaksi berbasis dollar, serta membuat masyarakat kesulitan menghadapi biaya hidup yang terus naik dan akses uang tunai yang makin terbatas.

2. Rial Iran

Rial Iran tetap menjadi mata uang bernilai terendah di Asia, diperdagangkan pada puluhan ribu, bahkan pada 2025 pernah melewati 42.075 rial per dollar. Bertahun-tahun sanksi, inflasi tinggi, dan pendapatan ekspor minyak yang terbatas membuat nilai rial tergerus, menyebabkan harga-harga melambung dan masyarakat bergantung pada pasar gelap. Barang kebutuhan sehari-hari menjadi semakin mahal, sementara cadangan devisa terus menipis.

3. Pound Suriah

Mata uang Suriah hancur akibat perang lebih dari satu dekade, sanksi, dan ketidakstabilan politik. Saat ini, nilai 1 dollar AS setara dengan 11.062 pound Suriah. Nilainya merosot tajam, memicu berbagai upaya revaluasi dan intervensi pemerintah. Inflasi berkepanjangan, kelangkaan barang, dan ketergantungan pada bantuan asing membuat masyarakat menghadapi salah satu krisis biaya hidup terburuk di kawasan.

Baca Juga: Cara Buka Deposito Rupiah dan USD di Livin by Mandiri serta Suku Bunganya

4. Dong Vietnam

Dong Vietnam menempati posisi keempat sebagai mata uang paling lemah di Asia sekaligus peringkat pertama di Asia Tenggara (ASEAN). Dong Vietnam diperdagangkan pada lebih dari 26.343 per dollar AS pada 2025. Meski nilai nominalnya rendah dan menempatkannya sebagai salah satu mata uang terlemah di Asia, ekonomi Vietnam relatif stabil. Pemerintah mempertahankan kurs yang dikendalikan untuk melindungi daya saing ekspor, sehingga lemahnya dong lebih disebabkan oleh denominasi, bukan ketidakstabilan ekonomi.

5. Kip Laos

Kip Laos terus kehilangan nilai dalam beberapa tahun terakhir, diperdagangkan pada kisaran 21.600 per dollar AS. Dengan basis ekspor yang kecil, cadangan devisa terbatas, dan utang yang meningkat, Laos menghadapi tekanan inflasi yang kian besar. Ketergantungan ekonomi pada negara tetangga dan barang impor membuatnya rentan terhadap guncangan eksternal.

6. Togrog Mongolia

Togrog Mongolia diperdagangkan pada sekitar 3.591 MNT per 1 dollar AS. Ketergantungan Mongolia pada ekspor mineral dan paparan terhadap siklus komoditas global membuat mata uangnya mudah berfluktuasi. Minimnya diversifikasi, pasar keuangan yang kecil, dan tekanan berulang pada neraca pembayaran membuat togrog tetap lemah secara nominal, meski pemerintah berupaya menstabilkannya melalui kebijakan fiskal yang ketat.

Baca Juga: Ini 4 Negara yang Berhasil dan Gagal Dalam Redenominasi Mata Uang

7. Riel Kamboja

Nilai 1 dollar AS berada di sekitar 4.005 KHR. Perekonomian Kamboja sangat terdollarisasi, sehingga permintaan terhadap riel menjadi rendah. Pendapatan masyarakat yang rendah, pasar valuta asing yang dangkal, serta dominasi dollar AS membuat nilai nominal riel tetap berada pada level rendah. Kelemahannya bersifat struktural, terkait peredaran dua mata uang dan keterbatasan kebijakan moneter.

8. Kyat Myanmar

Nilai 1 dollar AS setara sekitar 2.099 MMK. Gejolak politik sejak 2021, sanksi, dan arus modal keluar memicu depresiasi parah. Banyaknya nilai tukar berbeda dan tingginya inflasi melemahkan kepercayaan pada mata uang. Dengan cadangan devisa minim dan sistem keuangan yang rusak, kyat menjadi salah satu mata uang paling lemah dan paling tidak stabil di Asia.

9. Rupiah Indonesia

Rupiah Indonesia diperdagangkan pada nilai yang relatif rendah, yaitu sekitar 16.599,35 per dollar AS. Meski angka nominalnya terlihat lemah, ekonomi Indonesia tergolong kuat dan terdiversifikasi. Nilai rupiah yang rendah lebih disebabkan oleh keputusan redenominasi historis, bukan karena krisis ekonomi. Namun, guncangan eksternal dan arus modal keluar tetap bisa menekan nilai tukar pada masa ketidakpastian global.

Tonton: Soal Redenominasi Rupiah, Gubernur BI: Butuh Waktu dan Persiapan Lama

10. Rupee Sri Lanka

Nilai satu dollar AS setara sekitar 301 LKR. Setelah krisis keuangan 2022, utang luar negeri yang besar, dan turunnya cadangan devisa, nilai rupee merosot tajam. Meski ada upaya stabilisasi dan dukungan IMF, tekanan inflasi dan fiskal masih berlangsung, menjaga rupee tetap lemah dibandingkan mata uang regional lainnya dan menahan kepercayaan investor.

Artikel ini sudah tayang di Kompas.com berjudul "10 Mata Uang Paling Lemah di Asia 2025, Ada Indonesia"

Selanjutnya: Promo HokBen Special Deals November Khusus Store 24 Jam, Dapat Free Bubur Jepang

Menarik Dibaca: Promo HokBen Special Deals November Khusus Store 24 Jam, Dapat Free Bubur Jepang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News