KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Terregra Asia Energy (
TGRA) fokus melanjutkan pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMh) Tahap 1 di Sumatera Utara. Hingga kini, perkembangan proyek sudah mencapai 20% dan ditargetkan selesai pada 2025 mendatang. Direktur Keuangan Terregra Asia Energy (TGRA), Daniel Tagu Dedo menjelaskan saat ini pihaknya tengah fokus membangun lima proyek pembangkit listrik tenaga mini hidro tahap 1 dengan total kapasitas sebesar 43,8 MW di Sumatera Utara dengan total investasi Rp 1,25 triliun. “Saat ini progress pembangunan mencapai 20% kami lakukan pembukaan akses ke sejumlah titik pembangunan seperti dam (bendungan), waterway, hingga power house. Sekarang pembebasan lahan sudah selesai,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (10/8).
Baca Juga: Terregra Asia Energy (TGRA) terus memacu proyek pembangkit EBT Di dalam perencanaan TGRA, prioritas utama yang akan dikerjakan saat ini ialah percepatan pembangunan proyek. Diharapkan PLTMh Tahap 1 ini sudah dapat beroperasi di 2025 mendatang. Sampai dengan Juni 2023, Daniel mengungkapkan, TGRA telah mengucurkan belanja modal (capital expenditure) Rp 400 miliar untuk proyek ini. Pihaknya menyiapkan capex Rp 1,2 triliun hingga 2024 atau selesai dengan nilai PLTMh tahap 1. Daniel mengungkapkan, demi memenuhi kebutuhan pendanaan membangun 5 pembangkit mini hidro ini, TGRA sedang mempersiapkan skema pembiayaan dari sesama sektor swasta lokal yang memiliki perhatian yang sama dalam transisi energi. Namun Daniel belum bisa memerinci siapa pihak swasta yang akan bergabung. Pihaknya pun juga akan merealisasikan penerbitan obligasi hijau (green bond) TGRA 1 Berkelanjutan sebesar Rp 500 miliar. Alasan TGRA lebih memilih sumber pendanaan dari dalam negeri karena lebih menarik ketimbang pendanaan dari luar negeri yang dibayangi perubahan suku bunga yang lebih tinggi. Di sisi lain, komponen untuk membangun pembangkit mini hidro tahap 1 ini 65% dari dalam negeri dan 35% dari luar negeri yakni Austria untuk turbin. Adpaun pendanaan di triwulan I 2023 diakui Daniel mengucur dengan lancar dari lembaga pembiayaan dalam negeri khususnya bagi proyek energi hijau. “Jadi lembaga pembiayaan di dalam negeri mengejar proyek seperti kami, jadi saya lihat bagus juga ya melihat kepentingan transisi energi dan terutama Bank BUMN yang lebih bergairah ke sektor ini dibandingkan tahun sebelumnya,” terangnya.
Daniel bercerita pada minggu pertama di 2023, TGRA banyak mendapatkan penawaran dari perbankan pelat merah untuk pembiayaan. Namun, berhubung TGRA sudah menemukan investor domestik yang akan bergabung, jadi pendanaan sudah cukup untuk proyek tahap 1 ini. Berdasarkan keterangan Daniel, proyek PLTMh senilai Rp 1,25 triliun ini diprediksi bisa mencapai pengembalian investasi atau return of investment (RoI) paling lama 7 tahun. Namun, jika pihaknya sudah mengklain carbon funds, RoI proyek ini bisa lebih cepat yakni 3 tahun sudah balik modal. Nah pada 2025 nanti, setelah proyek tahap 1 rampung, TGRA akan langsung memulai persiapan pembangunan proyek 80 MW mini hidro, yang sudah masuk ke pipeline agenda bisnisnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .