Terregra Asia Energy (TGRA) Mulai Pekerjaan Konstruksi 3 Proyek PLTMH di Semester I



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA.  PT Terregra Asia Energy Tbk (TGRA) bersiap mengawal sejumlah ekspansi pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) di tahun 2022. Direktur Keuangan TGRA, Daniel Tagu Dedo mengatakan, TGRA menargetkan bisa memulai pekerjaan konstruksi untuk 3 proyek pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) pada paruh pertama tahun ini.

Ketiga proyek PLTMH tersebut meliputi PLTMH Sisira, PLTMH Batang Toru-3, dan PLTMH Batang Toru-4 di Sumatera Utara. “Seluruh Proyek sudah PPA (Power Purchase Agreement/Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik), Financing Date sudah kecuali Batang Toru-4 masih dalam persiapan menuju Financing Date,” ujar Daniel kepada Kontan.co.id (1/2).

Jika dijumlahkan, ketiga proyek PLTMH ini memiliki kapasitas 29,8 megawatt (MW). Perinciannya yakni sebanyak 9,8 MW berasal dari PLTMH Sisira, 10 MW PLTMH Batang Toru-3, dan 10 MW PLTMH Batang Toru-4. Commercial Operation Date (COD) PLTMH Sisira dan Batang Toru-3 ditargetkan pada tahun 2023, sedankan PLTMH Batang Toru-4 pada 2024.


Baca Juga: Elang Mahkota Teknologi (EMTK) cetak pendapatan Rp 9,59 triliun hingga kuartal III

Total investasi untuk ketiga proyek PLTMH ini diproyeksikan sebesar US$ 69 juta untuk penyelesaian proyek dari awal hingga akhir. Perinciannya, sebanyak US$ 22 juta investasi di antaranya untuk PLTMH Sisira, US$ 27 juta untuk PLTMH Batang Toru-3, dan US$ 20 juta untuk PLTMH Batang Toru-4.

“(Sumber pendanaannya) dari strategic investor dan founders,” ujar Daniel.

Durasi PPA dari ketiga proyek PLTMH ini beragam. PLTMH Sisira dan Batang Toru-4 memiliki durasi PPA 25 tahun, sedangkan PLTMH Batang Toru-3 durasinya PPA-nya 20 tahun. Daniel belum merinci berapa proyeksi pendapatan tahunan yang kelak bisa didapat TGRA dari ketiga proyek PLTMH tersebut.

Baca Juga: Terregra Asia Energy (TGRA) terus memacu proyek pembangkit EBT

Sepanjang Januari-September 2021 lalu, TGRA mengantongi pendapatan usaha sebesar Rp 12,09 miliar, tumbuh 35,91% dibandingkan dengan perolehan pendapatan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 8,89 miliar.

Setelah pendapatan dikurangi sejumlah beban yang ada, TGRA membukukan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias rugi bersih sebesar Rp 293,14 juta pada Januari-September 2021. Jumlah rugi bersih tersebut menyusut jika dibandingkan dengan rugi bersih sebesar Rp 2,56 miliar yang dibukukan TGRA pada Januari-September 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli