KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) telah merilis kinerja keuangan selama semester pertama tahun ini. Hasilnya, perusahaan setrum milik negara itu mencatatkan pendapatan usaha Rp 139,78 triliun. Jumlah tersebut tumbuh tipis 1,64% dibandingkan pendapatan usaha selama semester pertama tahun lalu senilai Rp 137,53 triliun.
Baca Juga: Ada insentif dan pengaturan harga, ESDM: Perpres ini penting untuk pengembangan EBT Perincian pendapatan PLN selama enam bulan pertama tahun ini meliputi penjualan tenaga listrik senilai Rp 135,41 triliun, penyambungan pelanggan Rp 2,97 triliun dan pendapatan lain-lain Rp 1,40 triliun. Penjualan tenaga listrik pada semester I 2020 tumbuh tipis 1,47% dibandingkan realisasi di semester I 2019 senilai Rp 133,45 triliun. Adapun pendapatan dari penyambungan pelanggan menyusut 3,26%
year-on-year (yoy). Pada semester I 2019, PLN mencatatkan pendapatan dari penyambungan pelanggan senilai Rp 3,07 triliun.
Baca Juga: Catat, ini 3 golongan pelanggan PLN yang dapat subsidi listrik total Rp 3 triliun Pada paruh pertama tahun ini, beban usaha PLN juga turun 1,70% (yoy) menjadi Rp 149,92 triliun. PLN mencatatkan kerugian usaha sebelum subsidi dan pendapatan kompensasi senilai Rp 10,14 triliun menyusut 32,31% (yoy). Setelah ada subsidi, PLN membukukan laba usaha Rp 14,88 triliun, merosot 41,26% (yoy). Namun dari sisi
bottom line, kinerja PLN tertekan. Sepanjang semester pertama tahun ini, PLN hanya meraup laba bersih Rp 251,61 miliar. Jumlah tersebut anjlok 96,56% dibandingkan laba semester I 2019 senilai Rp 7,31 triliun.
Baca Juga: Update proyek listrik EBT, sebanyak 24 unit sudah beroperasi komersial Salah satu pemicunya, PLN menderita kerugian kurs Rp 7,80 triliun di semester I 2020. Padahal di periode yang sama tahun lalu, PLN masih bisa menikmati laba kurs Rp 5,04 triliun. Bukan hanya itu, beban keuangan PLN juga naik 13,29% (yoy) menjadi Rp 13,72 triliun di semester pertama tahun ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sandy Baskoro