Terseret data PDB, harga SUN jatuh



JAKARTA. Rilis data ekonomi domestik yang kurang sesuai dengan harapan pelaku pasar berimbas negatif pada pasar Surat Utang Negara (SUN).

Mengacu data Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), Rabu (4/5), harga SUN seri acuan bertenor 11 tahun yakni FR0056 menyusut dari posisi sehari sebelumnya 105,1% menjadi 104,76%. Dus, yield pun naik dari semula 7,65% menjadi 7,69%.

Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra memaparkan, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data Produk Domestik Bruto (PDB) per kuartal I 2016 sebesar 4,92% (yoy). Angka tersebut lebih rendah ketimbang pencapaian kuartal IV-2015 yang tercatat 5,04% (yoy) serta estimasi analis yang dipatok 5,07% (yoy).


"Meskipun didukung oleh belanja pemerintah, ekonomi Indonesia belum bisa tumbuh sesuai yang diharapkan," terangnya.

Sejak kuartal IV-2015, pemerintah telah menelurkan berbagai paket kebijakan ekonomi. Bank Indonesia (BI) juga sudah melonggarkan kebijakan moneter dengan memangkas suku bunga sebanyak tiga kali ke level 6,75%.

Made menuturkan, aksi tersebut belum cukup ampuh untuk mendorong perekonomian. Sebab, ekspor Indonesia menyusut akibat penurunan harga komoditas unggulan seperti batu bara dan minyak sawit.

"Data tersebut berdampak negatif terhadap pasar SUN di perdagangan hari ini, di mana imbal hasil obligasi negara terlihat naik pasca pengumuman data ekonomi oleh BPS," ucap Made.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini