Terseret kasus suap, bagaimana nasib pesawat Bombardier yang dioperasikan Garuda?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) memastikan pesawat-pesawat buatan Bombardier terus beroperasi meski The Serious Fraud Office (SFO) atau lembaga yang mengusut perkara korupsi Inggris, tengah menyelidiki Bombardier atas dugaan suap dalam penjualan pesawat ke Garuda Indonesia.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyebutkan, kontrak terhadap pesawat tersebut terus berjalan. "Kami operasikan terus," ujarnya saat dihubungi kontan.co.id, Jumat (6/11).

Ia menjelaskan, skema kontrak dari pesawat tersebut berawal saat Garuda membeli pesawat Bombardier. Setelahnya, pesawat tersebut dijual kembali kepada leasing company, tanpa menyebutkan perusahaannya. "Lalu, kami menyewa dari leasing company tersebut," ujarnya.

Baca Juga: Garuda Indonesia (GIAA) optimis pemulihan kinerja di sisa tahun akan lebih baik

Garuda Indonesia sendiri saat ini mengoperasikan 18 jet regional Bombardier CRJ-1000. Kesepakatan untuk memperoleh pesawat diselesaikan saat Singapore Airshow pada Februari 2012 silam.

Pada saat itu, Garuda Indonesia awalnya setuju untuk memperoleh enam pesawat CRJ-1000, dengan opsi untuk menerima pengiriman 12 jet tambahan.

Kesepakatan itu bernilai US$ 1,32 miliar. Garuda Indonesia menerima pengiriman jet regional pertama buatan Kanada itu pada Oktober 2012. Bombardier mengirimkan CRJ1000 terakhir ke Garuda tersebut pada Desember 2015.

Selanjutnya: Garuda mengajukan relaksasi pembayaran kewajiban 6 pesawat Bombardier

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi