JAKARTA. Kekhawatiran terhadap krisis utang Eropa yang kembali mencuat, menahan laju indeks bursa lokal. Meski menguat, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di tutup di bawah 4.000. Selasa (24/1), IHSG menguat 0,2% menjadi 3.994. Analis Universal Broker, Alwy Assegaf, menilai, masalah Yunani yang tidak mampu mencapai kesepakatan dengan kreditur swasta mengenai bunga bond swap berdampak negatif terhadap IHSG. Kreditur swasta menginginkan return obligasi swap sebesar 4%, namun pemerintah Yunani hanya menawarkan imbas hasil sebesar 3,5%. Situasi tersebut dapat menjadi momen pemodal untuk merealisasikan keuntungan alias profit taking. Selain itu, menurut Alwi, IHSG saat ini sudah berada di area jenuh beli (overbought), hingga potensi koreksi jangka pendek cukup terbuka.
Nilai transaksi perdagangan kemarin pun masih belum ramai, setelah Senin (23/1), IHSG libur alias tidak ada perdagangan karena perayaan Tahun Baru China alias Imlek. Kemarin, nilai transaksi hanya sebesar Rp 2,68 triliun. Angka tersebut jauh di bawah nilai transaksi perdagangan pada Jumat (20/1) yang sebesar Rp 4,06 triliun. Prediksi Alwi, hari ini IHSG cenderung melemah di rentang 3.975-4.027. "Namun jika dalam jangka panjang fundamental kita masih bagus, ini koreksi jangka pendek saja," ujar dia. Pendapat berbeda datang dari Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra. Ia optimistis, IHSG hari ini akan melanjutkan penguatan. Penyematan investment grade bagi Indonesia dari Moody\'s Investor Services masih memberikan dorongan positif bagi bursa domestik.