KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Investasi di pasar forex menawarkan berbagai peluang yang menggiurkan, namun juga memiliki risiko tertentu. Salah satu risiko yang perlu diwaspadai adalah penipuan oleh broker bodong yang berupaya mencuri dana para investor.

Keadaan ini dapat menimbulkan kebingungan bagi trader maupun investor dalam membedakan antara broker forex yang berkualitas dan yang buruk. Kesuksesan trading forex sangat bergantung pada pemilihan broker yang tepat.

Untuk mengantisipasi risiko kerugian dana, trader maupun investor dapat memanfaatkan aplikasi atau situs web WikiFX untuk mencari nama broker dan memilih situs broker resmi dengan peringkat yang baik.

Baca Juga: Pemain Forex Waspada! ECB Hampir Pasti Kerek Suku Bunga Euro, Tapi Seberapa Tinggi?

Dimas Alam, Direktur Pemasaran WikiFX Indonesia, mengakui bahwa belakangan ini banyak terjadi investasi bodong yang telah menelan banyak korban. Oleh karena itu, ia menyarankan untuk selalu memeriksa dengan teliti entitas broker sebelum tertarik untuk berinvestasi.

"WikiFX memiliki informasi tentang ratusan ribu entitas. Kalian dapat lebih mengenal apakah entitas tersebut baik atau tidak," ujarnya dalam keterangannya, pada hari Selasa (23/5).

Ia melanjutkan, WikiFX hadir sebagai alat pencarian informasi keuangan bagi perusahaan global guna mengurangi risiko dalam perdagangan valas dan menjaga kepentingan trader dalam sektor bisnis forex global.

Baca Juga: Bank Ina Bidik Transaksi Valas US$ 500 Juta hingga Akhir Tahun 2023

Fungsi utama WikiFX adalah menyediakan pencarian informasi dasar, pencarian lisensi peraturan, evaluasi kredit, dan identifikasi platform broker forex di seluruh dunia. WikiFX menggunakan sumber daya data besar yang dikendalikan secara profesional dan mengadopsi kecerdasan buatan (AI - Artificial Intelligence) sebagai bagian dari kendali internal perusahaan.

Saat ini, WikiFX telah mengumpulkan data tentang 45.000 broker dan 30 regulator forex di seluruh dunia. Data tersebut diperoleh melalui kunjungan langsung ke lokasi dan ditampilkan dengan akurat pada platform mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli