Tertekan 0,37% Sejak Awal 2021, Indeks LQ45 Berpeluang Membaik pada 2022



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks LQ45 mecetak kinerja yang kurang memuaskan sepanjang tahun 2021. Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks LQ45 melemah 0,37% sejak awal tahun atau year to date (ytd). 

Asal tahu saja, indeks LQ45 adalah indeks yang mengukur kinerja harga dari 45 saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.

Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova melihat, kinerja LQ45 sepanjang tahun 2021 terkesan kurang bertenaga karena aksi profit taking yang terjadi sejak awal tahun. 


Profit taking terjadi karena pelaku pasar cenderung mengantisipasi dirilisnya laporan keuangan 2020 yang menunjukkan penurunan dibandingkan tahun 2019. Utamanya, emiten-emiten perbankan yang memiliki bobot tinggi di antara konstituen LQ45 lainnya. 

Penguatan mulai terjadi sejak pertengahan tahun atau bersamaan dengan dirilisnya kinerja semester I-2021 yang menunjukkan perbaikan dibandingkan periode yang sama di tahun 2020.

Baca Juga: IHSG Turun 0,29% ke 6.581 Pada Perdagangan Terakhir 2021

"Sehingga, investor lebih optimistis untuk kembali melakukan akumulasi pada saham-saham tersebut," ujar Ivan kepada Kontan.co.id, Minggu (2/1). 

Sementara itu, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya mencermati, walau memerah sepanjang tahun, saham-saham konstituen indeks LQ45 sebagian besar mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2020. 

"Memang pemulihan ekonomi terlihat, akan tetapi kondisi masih belum normal seperti sebelum pandemi. Terlebih lagi di akhir tahun ini muncul kekhawatiran terhadap varian Omicron," jelas Cheril kepada Kontan.co.id, Minggu (2/1). 

Asal tahu saja, di tahun 2021 investor asing mencetak net buy hingga Rp 29,68 triliun. Capaian ini hanya separuh dari net buy tahun 2019 yang tercatat Rp 55,92 triliun. Adapun di tahun 2020, investor asing mencetak net sell hingga Rp 47,81 triliun. Sepengamatan Cheril, kebijakan tapering off dari bank sentral Amerika Serikat The Fed yang memicu dana keluar dari Indonesia. Sentimen ini pun masih akan membayangi di tahun ini. 

Cheril memperkirakan, investor asing masih akan mencetak net buy di tahun 2022, walau belum akan menyaingi net buy tahun 2019. Investor asing diperkirakan masih akan membukukan aksi beli bersih di pasar negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, karena potensi pemulihan yang lebih besar dibanding negara lain.  Hal ini bisa dilihat dari indeks-indeks utama di AS yang sudah naik sekitar 20%. Sementara, peningkatan IHSG baru sekitar 10%. 

Baca Juga: Indeks Teknologi Catat Pertumbuhan Tertinggi Sepanjang 2021

"Hal ini membuat investasi lebih menarik di negara berkembang seperti Indonesia," jelas Cheril kepada Kontan.co.id, Minggu (2/1). 

Oleh karenanya, Cheril melihat potensi indeks LQ45 untuk naik di tahun depan masih besar. Dengan catatan, pandemi Covid-19 bisa di atas dan kegiatan ekonomi berjalan kembali normal. 

Ivan menambahkan, net buy sepanjang tahun 2021 ini menunjukkan minat investor asing tetap tinggi terhadap bursa saham Indonesia. 

"Dengan terbuktinya ketahanan emiten di bursa menghadapi dampak pandemi, maka ke depan minat investor asing saya yakin masih tetap tinggi tahun 2022," ujarnya.  Di sisi lain,  kinerja emiten hingga kuartal III 2021 yang menunjukkan pemulihan diperkirakan turut mendorong minat beli di tahun 2022. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi