KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang pelaporan kinerja keuangan selama tiga bulan pertama tahun 2024 ini, beberapa analis menilai kinerja perbankan kurang begitu menarik. Kondisi beban bunga yang besar masih menghantui kinerja beberapa bank tersebut, terkhusus bank-bank yang masuk dalam Kelompok Bank Modal Inti (KBMI) 4. Jika berdasarkan laporan keuangan per Februari 2024 saja, hanya BCA yang mampu mencatatkan pertumbuhan laba sekitar 2,01% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 8,27 triliun. Tiga bank lainnya, yaitu BNI, BRI, dan Bank Mandiri kompak mengalami penurunan, masing-masing turun 5,91%, 3,51% dan 3,07%. Kondisi tersebut pun sejalan dengan pergerakan saham bank-bank tersebut. Ambil contoh, saham BNI yang tercatat mengalami penurunan paling dalam sepanjang tahun ini jika dibandingkan bank KBMI 4 lainnya. Saham BNI turun 1,4%
year to date menjadi Rp 5.300 per saham. Baca Juga: Usai Libur Lebaran, Simak Trading Plan dan Rekomendasi Saham dari Ajaib Sekuritas Sementara itu, BRI dengan catatan kinerja laba yang turun juga sejalan dengan harga sahamnya yang turut terkoreksi sepanjang tahun ini. Saham BRI turun sekitar 1,31%
year to date menjadi Rp 5.650 per saham. Di sisi lain, harga saham BCA juga sejalan dengan kinerja keuangannya yang masih mencatat pertumbuhan laba. Harga sahamnya kini berada di level Rp 9.825 per saham atau naik sekitar 4,52% secara
year to date. Kondisi berbeda terjadi pada saham Bank Mandiri yang meskipun mencatatkan penurunan laba di Februari 2024 namun tetap mencatatkan kenaikan saham sepanjang tahun ini. Saham Bank Mandiri telah mengalami kenaikan hingga 12,81%
year to date dan menjadi yang paling tinggi di antara bank KBMI 4 lainnya. Analis RHB Sekuritas Andrey Wijaya dalam riset terbarunya (5/4) bahkan menyebutkan kinerja perbankan di tiga bulan pertama 2024 ini tidak menarik. Bukan tanpa alasan, biaya pendanaan diperkirakan akan naik di periode tersebut sehingga menekan rasio Net Interest Margin (NIM) yang selama ini juga menjadi kunci keuntungan perbankan.
Baca Juga: Akan Banyak Pesaing Baru di Industri Bank Syariah, Begini Kata Bos Bank Mega Syariah “T
ekanan NIM akan menyebabkan kerugian jangka pendek, sebagian karena likuiditas yang ketat,” ujarnya. Di sisi lain, Andrey mengungkapkan bahwa sejatinya penyaluran kredit perbankan sudah menunjukkan pertumbuhan yang tinggi. Salah satunya disebabkan oleh hasil pemilu yang dipastikan hanya berlangsung satu putaran. Memang, di laporan keuangan bank-bank KBMI 4 per Februari 2024, mayoritas memang telah mencatat pertumbuhan dua digit dengan Bank Mandiri yang tertinggi hingga 19,38% YoY menjadi Rp 1.098 triliun. Hanya BNI yang belum tumbuh dua digit yaitu sekitar 6,65% YoY menjadi Rp 673 triliun.
Editor: Noverius Laoli