Tertekan kenaikan harga bahan baku, laba bersih ALDO menyusut di kuartal I-2020



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen kemasan, PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO) mencatatkan laba bersih yang merosot signifikan akibat biaya bahan baku yang naik imbas pandemi Corona. Melansir laporan keuangan ALDO di kuartal I 2020 laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk turun 21,43% year on year (yoy) menjadi Rp 81,5 miliar dari sebelumnya Rp 10,85 miliar di kuartal I 2019. 

Direktur Utama Alkindo Naratama  Herwanto Sutanto menjelaskan pemicu laba bersih ALDO turun di triwulan I 2020 karena rugi kurs akibat pandemi Corona. "Rugi kurs ini disebabkan naiknya biaya bahan baku karena rupiah yang sempat melemah terhadap dolar pada masa pandemi Corona sehingga berpengaruh pada laba bersih konsolidasi," jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (12/6). 

Baca Juga: Alkindo Naratama (ALDO) gencar kembangkan produk kemasan makanan


Lebih jelasnya Sutanto menjelaskan mulai dari Januari sampai April, harga bahan baku kemasan naik di kisaran 10%-12% dari sebelumnya. Oleh karenanya meski penjualan tumbuh, laba bersih Alkindo turun karena faktor bahan baku. 

Asal tahu saja, naiknya harga bahan baku ini terasa oleh anak usaha ALDO, yakni PT Eco Paper Indonesia yang kurang lebih impor bahan bakunya sebanyak 50% dari kebutuhan, kemudian PT Swisstex Naratama yang bahan bakunya 90% diimpor. Sedangkan, ALDO sendiri aktivitas impor langsungnya relatif kecil, hanya 4% saja untuk kertas warna. 

Baca Juga: Penjualan Alkido Naratama (ALDO) tumbuh, tapi laba bersihnya turun di kuartal I 2020

Masih mengintip laporan keuangan Alkindo Naratama, di sepanjang kuartal I 2020 beban pokok penjualan Alkindo Naratama tumbuh 9,7% menjadi Rp 248,41 miliar. Di sisi lain, penjualannya tumbuh  3,6% yoy menjadi Rp 311,37 miliar dari sebelumnya Rp 300,92 miliar di kuartal I 2019. 

Berdasarkan kelompok kegiatan utama perusahaan didominasi produk kertas senilai Rp 95,55 miliar, diikuti penjualan produk kimia Rp 91,88 miliar, kemudian kertas konversi Rp 79,27 miliar, dan sisanya Rp 44,66 miliar dari produk polimer.  Emiten produsen kemasan ini mencatatkan jumlah aset senilai Rp 938,79 miliar di kuartal I 2020. Adapun jumlah liabilitasnya sebesar Rp 394,24 miliar dan ekuitasnya Rp 544,54 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .