JAKARTA. Harga minyak belum naik signifikan dan dan masih bertahan di kisaran level US$ 46 per barel. Harga minyak masih dibayangi kenaikan produksi Libya, negara anggota OPEC yang mendapat pengecualian pembatasan produksi. Mengutip Bloomberg, Selasa (18/7) pukul 17.49 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Agustus 2017 di New York Mercantile Exchange menguat 0,4% ke level US$ 46,21 per barel dibanding sehari sebelumnya. Minyak kembali menguat setelah jatuh hingga 1,1% pada awal pekan ini. Berdasarkan sumber Bloomberg, Libya telah meningkatkan produksi minyak menjadi 1,1 juta barel per hari. Negara tersebut akan menghadiri pertemuan antara OPEC dan Rusia 22 Juni mendatang untuk menjelaskan rencana produksi minyaknya. Sementara Energy Information Administration (EIA) memperkirakan produksi minyak Amerika Serikat (AS) akan menyentuh level tertinggi sepanjang masa yakni di 5,58 juta barel per hari pada Agustus mendatang.
Tertekan output Libya, minyak bertahan di US$ 46
JAKARTA. Harga minyak belum naik signifikan dan dan masih bertahan di kisaran level US$ 46 per barel. Harga minyak masih dibayangi kenaikan produksi Libya, negara anggota OPEC yang mendapat pengecualian pembatasan produksi. Mengutip Bloomberg, Selasa (18/7) pukul 17.49 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Agustus 2017 di New York Mercantile Exchange menguat 0,4% ke level US$ 46,21 per barel dibanding sehari sebelumnya. Minyak kembali menguat setelah jatuh hingga 1,1% pada awal pekan ini. Berdasarkan sumber Bloomberg, Libya telah meningkatkan produksi minyak menjadi 1,1 juta barel per hari. Negara tersebut akan menghadiri pertemuan antara OPEC dan Rusia 22 Juni mendatang untuk menjelaskan rencana produksi minyaknya. Sementara Energy Information Administration (EIA) memperkirakan produksi minyak Amerika Serikat (AS) akan menyentuh level tertinggi sepanjang masa yakni di 5,58 juta barel per hari pada Agustus mendatang.