Tertekan sejak awal 2021, simak rekomendasi analis untuk saham-saham emiten semen



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal tahun tahun ini, pergerakan saham emiten semen mencatatkan kinerja yang buruk. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) misalnya, sahamnya sudah terkoreksi 39,31% secara year to date (ytd). Begitupun dengan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) dan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) yang sama-sama terkoreksi 38,77% dan 44,81%

Namun, secara kinerja, sebenarnya tahun ini akan menjadi tahun yang lebih baik bagi para pelaku industri semen. Tercatat, realisasi volume penjualan semen nasional mengalami kenaikan 7,3% secara year on year pada paruh pertama tahun ini. 

Analis Reliance Sekuritas Anissa Septiwijaya menjelaskan, secara keseluruhan, penjualan semen sepanjang tahun ini sudah lebih baik dibanding 2020 silam, terutama untuk semen jenis kantong (bag). Ia menyebut, hal ini didukung oleh kondisi industri properti yang mulai tumbuh yang tercermin dari naiknya marketing sales para developer.


Baca Juga: Berikut alasan mengapa saham emiten semen sebaiknya dihindari sementara

Namun, untuk semen jenis curah (bulk) cenderung masih kontraksi. Penyebabnya adalah kasus kenaikan kasus Covid-19 dalam negeri yang masih tinggi. Apalagi, adanya PPKM Darurat sedikit menghambat pemulihan industri semen walaupun sektor konstruksi masih boleh beroperasi. 

“Walau begitu, kami juga melihat dengan proses vaksinasi yang terus berjalan cukup masif diharapkan bisa menahan dampak lebih lanjut dari pandemi ini sehingga kinerja emiten semen masih mampu terjaga,” ujar Anissa kepada Kontan.co.id, Jumat (30/7).

Selain risiko ketidakpastian ekonomi yang dapat menghambat pemulihan volume penjualan semen, menurut Anissa, kelebihan pasokan di industri semen juga masih menjadi tantangan bagi para emiten semen. 

Sementara Analis RHB Sekuritas Andrey Wijaya meyakini, penjualan semen bag masih berpotensi membaik pada sisa tahun ini. Apalagi, pemerintah telah memperpanjang kebijakan PPN untuk pembelian rumah hingga akhir tahun. Sehingga, penjualan properti yang membaik akan turut mendorong penjualan semen bag seperti yang terjadi pada paruh pertama tahun ini.

Baca Juga: Bakal stock split dengan rasio 1:5, begini prospek saham Bank BCA (BBCA) ke depan

Terkait penjualan semen bulk, Andrey meyakini percepatan vaksinasi akan menjadi kunci utama dalam memulihkan permintaan semen karena berkaitan erat dengan aktivitas ekonomi. Selain itu, memasuki Juli, kondisi cuaca akan membaik yang seharusnya bisa mendorong aktivitas konstruksi dan permintaan terhadap semen bulk.

Sepanjang tahun ini, Anissa memproyeksikan penjualan semen nasional masih bisa mencatatkan pertumbuhan sekitar 4-5% secara tahunan. Sebagai perbandingan, volume penjualan semen domestik sepanjang 2020 tercatat sebanyak 62,7 juta ton. Realisasi tersebut turun 10,4% dibanding 2019 yang mencapai 70 juta ton.

Baik Anissa maupun Andrey sama-sama menjadikan saham INTP dan SMGR sebagai top pick mereka untuk emiten sektor semen. 

Berikut rekomendasi untuk saham emiten semen: 1. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) INTP dinilai akan mampu menjaga margin operasional dengan pengembangan pabrik yang memiliki emisi rendah dengan menggunakan bahan bakar alternatif. Hal ini akan menjaga INTP dari risiko kenaikan harga batubara. 

 
INTP Chart by TradingView

Editor: Tendi Mahadi