Tertinggal dari Bank BUMN dan Bank Swasta, Kredit Bank Daerah Kalah Ekspansif



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ekspansi kredit dari Bank Pembangunan Daerah (BPD) di tahun ini ternyata masih di bawah perbankan BUMN dan bank umum swasta nasional. Padahal, tahun lalu, bank daerah merupakan penopang utama pertumbuhan kredit perbankan. 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, penyaluran kredit perbankan per April 2022 telah tumbuh 9,1% secara year on year (YoY). Pertumbuhan itu ditopang oleh bank BUMN dan bank umum swasta nasional dimana masing-masing tumbuh 9,62% YoY da 9,83% YoY. Sedangkan BPD hanya mencatat kenaikan sebesar 5,82% YoY. 

Namun, sejumlah bank daerah mencatat pertumbuhan kredit lebih tinggi dari industri BPD. Mereka optimis kredit semakin bertumbuh dan target yang sudah dicanangkan dalam rencana bisnis bank (RBB) akan tercapai hingga akhir tahun.


BPD Sumsel Babel (BSB) misalnya, mencatat portofolio kredit per Mei tumbuh 8,59% YoY menjadi Rp 19,3 triliun.

Antonius Prabowo Argo Direktur BSB mengatakan pertumbuhan tersebut ditopang oleh segmen produktif yang berhasil tumbuh signifikan sebesar 28,83% YoY. Sementara kredit perseroan di segmen konsumer baru tercatat tumbuh 4,02% YoY. 

Baca Juga: LPS Imbau BPR Adaptif Melalui Transformasi Digital dan Dorong Go Public

Dengan melihat capaian di lima bulan pertama ini, Bank BSB optimis penyaluran kredit akan tumbuh terus sehingga target yang ditetapkan dalam rencana bisnis bank (RBB) tahun ini dapat tercapai.

"Tahun ini, kami menargetkan kredit Rp 20,83 triliun. Capaian sampai Mei sudah 97,97% dari target sehingga BSB tetap optimis target 2022 tercapai," kata Antonius pada Kontan.co.id, Jumat (17/6).

Adapun per akhir 2021, total portofolio kredit Bank Sumsel Babel ini tercatat sebesar Rp 18,9 triliun. Artinya pertumbuhan kredit yang dibidik bank ini mencapai Rp 10,2% YoY. 

Dalam menyalurkan kredit, Bank Sumsel Babel menyasar sektor Konsumtif melalui pembiayaan serbaguna kepada ASN dan tenaga PPPK dan pembiayaan Perumahan melalui program FLPP. Sedangkan untuk sektor produktif, strategi bank ini adalah dengan membidik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), terutama dengan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR). Perseroan akan memberikan KUR dengan strategi kluster yakni kepada UMKM-UMKM unggulan yang ada di daerah Sumsel Babel. 

Tak hanya UMKM, BSB juga tetap ikut berpartisipasi melakukan pembiayaan ke segmen korporasi lewat sindikasi.

Baca Juga: Transaksi QRIS di Perbankan Makin Diminati Masyarakat

"Kami telah berpartisipasi pada dua pembiayaan sindikasi sampai Mei 2022," pungkas Antonius. 

Adapun BPD Sumatera Utara (Bank Sumut) membukukan kredit Rp 25,7 triliun hingga Mei atau tumbuh 7,4% YoY. Sekretaris Perusahaan Bank Sumut Iswanto Darus mengatakan, pertumbuhan tersebut tetap ditopang oleh core bisnis perseroan yakni di segmen konsumer. 

Bank Sumut optimis bisa mencapai target kredit yang sudah dicanangkan tahun ini yakni sebesar Rp 27,1 triliun, tumbuh 8% dari tahun 2021. "Saat ini Bank Sumut belum berencana menaikkan target karena target yang ada masih on proggress. Segmen yang paling didorong untuk mencapai target adalah kredit UMKM, seperti KUR," katanya. 

Walaupun masih fokus mendorong segmen UMKM, perseroan juga tetap akan menyasar kredit korporasi, salah satunya lewat skema pembiayaan sindikasi. Sepanjang semester I ini, Bank Sumut telah berpartisipasi sebesar Rp 700 miliar dalam pembiayaan sindikasi. Sindikasi itu diantaranya disalurkan ke Permodalan Nasional Madani (PNM), Indah Kiat Pulp n Paper dan lain-lain. 

Baca Juga: Simak, Ini Empat Modus Pembobolan Rekening Melalui Social Engineering

Sementara kredit PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (Bank Bjb) tumbuh 9,6% yoy per April 2022. Direktur Utama Bank Bjb Yuddy Renaldi menyebut kredit korporasi merupakan segmen dengan permintaan yang paling tinggi saat ini. 

“Karena dengan banyaknya sindikasi dan kebutuhan modal kerja utamanya dari sisi supply. Sedangkan dari sisi demand, konsumsi masyarakat yang sudah terlihat bertumbuh permintaannya ada pada segmen KPR, dimana sampai dengan April 2022 telah tumbuh di atas 16% yoy,” kata Yuddy. 

Ia melihat kredit konsumsi akan terus bertumbuh dengan peningkatan permintaan secara bertahap seiring dengan meningkatnya keyakinan masyarakat untuk melakukan konsumsi. Tahun ini, BJB menargetkan kredit bisa tumbuh 9%-10%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari