Terungkap, Israel ternyata sudah dua kali menyerang fasilitas senjata kimia di Suriah



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Washington Post pada hari Senin (13/12) melaporkan bahwa Israel dalam dua tahun belakangan sudah dua kali menyerang fasilitas senjata kimia di Suriah.

Laporan tersebut diklaim Washington Post berasal dari pejabat intelijen AS dan Barat yang menolak diungkap identitasnya. 

Dua serangan yang dilakukan Israel dilakukan untuk mencegah Suriah memperbarui produksi senjata kimia. Meskipun begitu, baik Israel maupun Suriah belum memberikan komentar atas laporan tersebut.


Washington Post melaporkan, pada tanggal 8 Juni lalu jet Israel menghantam tiga sasaran militer di dekat kota Damaskus dan Homs. Semuanya diduga terkait dengan program senjata kimia yang pernah dikerjakan oleh Suriah.

Sementara itu, pada bulan Maret 2020, Israel disebut melakukan serangan udara yang menargetkan sebuah vila dan kompleks yang terkait dengan pengadaan bahan kimia yang dapat digunakan untuk gas saraf.

Baca Juga: G7 sepakat meminta Iran untuk segera menghentikan eskalasi nuklirnya

Penyelidikan oleh PBB dan Organisasi Pelarangan Senjata Kimia menyimpulkan bahwa pasukan pemerintah Suriah menggunakan bom gas sarin dan klorin dalam serangan antara 2015 dan 2018. Dalam periode itu, senjata kimia diduga telah membunuh dan melukai ribuan orang.

Pada tahun 2013 silam, Suriah telah berjanji untuk menyerahkan senjata kimianya. Pihak Suriah juga mengaku telah melakukan hal tersebut. Sejak saat itu Suriah selalu menyangkal tuduhan mengenai penggunaan senjata kimia.

Terkait serangan ke Suriah, Israel sendiri memang diketahui telah melakukan sejumlah serangan udara ke negara tersebut. Sebagian besar serangan dilakukan dengan misi untuk menghalangi pasokan senjata ilegal dari Iran ke gerilyawan di penjuru Timur Tengah.

Israel juga telah menyuarakan keprihatinannya terkait kemungkinan masih adanya senjata kimia di Suriah. Kekhawatiran terbesarnya adalah senjata tersebut jatuh ke kelompok militan.