Terus Berekspansi, Mitratel Bidik Kenaikan Kinerja Hingga 11% di Tahun Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel bersiap untuk melanjutkan ekspansi bisnis di tahun 2022. Anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) tersebut juga berharap mampu meraih kinerja yang lebih baik pada tahun ini.

Direktur Investasi Dayamitra Telekomunikasi Hendra Purnama menyampaikan, tahun ini Mitratel menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih sekitar 10%--11% dibandingkan capaian tahun sebelumnya.

Pada tahun lalu, pendapatan Mitratel meningkat 11% (yoy) menjadi Rp 6,87 triliun sedangkan laba bersih perusahaan ini melonjak 129,4% (yoy) menjadi Rp 1,38 triliun. 


Mitratel juga menyediakan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 9,9 triliun pada tahun 2022. Dana tersebut dipakai untuk pengembangan organik seperti pembangunan menara atau tower baru, penguatan kolokasi menara, hingga pembangunan jaringan fiber optik.

Baca Juga: Begini Tanggapan Telkom Indonesia (TLKM) Terkait Rencana IPO Telkom Data Center

Capex Mitratel juga digunakan untuk pengembangan inorganik seperti pembelian atau akuisisi menara. “Tahun ini kami menargetkan akuisisi sekitar 3.000 tower sebagai bagian dari pengembangan inorganik,” terang Hendra dalam paparan publik, Jumat (22/4).

Sekadar pengingat, tahun kemarin Mitratel mengakuisisi 8.139 menara dari Telkomsel dan 798 menara dari Telkom dalam rangka penguatan portofolio. 

Di kesempatan yang sama, Direktur Utama Dayamitra Telekomunikasi Theodorus Ardi Hartoko menjelaskan, Mitratel sedang dalam tahap transformasi bisnis menuju perusahaan infrastruktur digital.

Untuk menuju ke sana, Mitratel perlu menciptakan ekosistem menara yang memadai. Hal ini bisa dicapai melalui penguatan bisnis penyewaan menara telekomunikasi (tower leasing), project solution yang mencakup layanan terkait menara, power to tower solution terkait suplai energi untuk menara, managed service yang menyediakan pengelolaan atas aktiva dan pasiva infrastruktur telekomunikasi dan non telekomunikasi, edge infra solution atau penyewaan ruang lahan fasilitas penunjang, serta fiber optik.

Terkait fiber optik, saat ini Mitratel memang sedang mengembangkan jaringan fiber optik di seluruh Indonesia dengan panjang mencapai 6.000 kilometer (km). Theodorus menyebut, sampai saat ini pihaknya sudah melangsungkan pembangunan jaringan fiber optik sepanjang 2.000 km. Diharapkan pembangunan infrastruktur tersebut bisa selesai tidak terlalu lama, sehingga bisa segera dirasakan manfaatnya.

 
MTEL Chart by TradingView

Adapun kebutuhan capex untuk pembangunan jaringan fiber optik berada di kisaran Rp 500 miliar—Rp 1 triliun dari total capex Mitratel di tahun ini. Sumber pendanaan capex Mitratel pada tahun ini masih berasal dari hasil Initial Public Offering (IPO) jelang akhir tahun lalu, yang mana kala itu Mitratel sukses menghimpun dana mencapai Rp 18,8 triliun.

“Sekarang capex ekspansi kami sepenuhnya masih menggunakan dana hasil IPO sesuai perhitungan layak yang ada di pasar. Tidak ada capex tambahan di luar dari dana IPO yang kami gunakan,” pungkas dia.

Sebagai catatan, saat ini Mitratel memiliki 28.206 menara telekomunikasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebanyak 58% atau 16.219 menara Mitratel berada di luar Pulau Jawa, sedangkan 42% sisanya atau 11.987 menara berada di Pulau Jawa. Mitratel juga memiliki 42.594 tenant pada saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .