KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemasaran asuransi lewat kanal digital atau yang dikenal dengan insurtech kini miliki peluang untuk berkembang. Sebab, perkembangan teknologi dalam sektor keuangan sudah sangat maju. Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody AS Dalimunthe bahkan menyebutkan sektor asuransi tidak akan lepas dari penerapan teknologi (insurtech). Baca Juga: Anjlok 70,07%, premi Jiwasraya hanya capai Rp 3,19 triliun di 2019
Ia menyebutkan, tujuan yang hendak dicapai insurtech diantaranya ialah kecepatan dan ketetapan proses bisnis asuransi agar memberikan keyakinan kepada konsumen kalau perusahaan asuransi mempunyai peluang untuk mampu berkembang. Tak hanya itu, Dody juga menambahkan tujuan lain yang hendak dicapai insurtech berupa inovasi produk-produk asuransi agar lebih cocok dengan kebutuhan masyarakat. “Dan yang tak kalah penting tujuan dari insurtech itu sebenarnya agar efektivitas dan efisien. Agar proses bisnis industri asuransi lebih memiliki daya saing dan industri asuransi mampu melakukan manajemen resiko lebih baik,” jelasnya kepada Kontan.co.id Senin, (24/2). Namun, Dody berpendapat hingga saat ini regulasi masih selangkah di belakang perkembangan teknologi. Menurutnya, dalam industri asuransi pun masih dibutuhkan dukungan regulasi guna memberikan keyakinan serta kelincahan pelaku bisnis untuk menghadapi disrupsi. Baca Juga: Jasindo targetkan premi Rp 6,4 triliun tahun ini Lebih lanjut, ia menyebutkan sampai saat ini perkembangan insurtech masih didominasi lini pemasaran, hal itu hanya memindahkan proses konvensional manual ke dalam aplikasi online. “Diharapkan insurtech mulai banyak dalam penerapan back end, analitik dan artificial intelligence. Kebutuhan big data sangat diperlukan, untuk itu perlu juga dukungan terkait konsolidasi data industri asuransi,” tambahnya.