Terus Mengalami Tekanan, Pertanda IHSG Mulai Masuk ke Fase Krisis?



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mulai memasuki masa krisisnya. Pasalnya, sepanjang tahun berjalan ini, IHSG sudah terkoreksi 1,22% ke posisi 1,22% per Selasa (7/3). 

Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas, menjelaskan pergerakan indeks komposit ini masih dipengaruhi oleh sentimen eksternal. 

Mulai dari ancaman resesi global hingga kekhawatiran investor dan pelaku pasar terhadap sikap The Fed yang bisa menaikkan tingkat suku bunga secara agresif. 


Baca Juga: Bursa Saham Asia Ditutup Mixed Jelang Paparan Ketua The Fed Malam Ini

"Kalau dibilang tanda krisis pada IHSG bisa jadi, yang mana secara teknikal pada chart bulanan pola IHSG sekilas akan membentuk double top," ucap dia kepada Kontan, Selasa (7/3). 

Di tengah volatilitas pasar, Sukarno menyarankan investor untuk wait and see terlebih dahulu. Di sisi lain, investor juga bisa menggunakan strategi buy on weakness yang dianggap support kuat.

"Dan saham-saham yang sudah dipegang dan valuasinya cenderung mahal bisa dikurangi dulu dan mulai cicil jika sinyal transisi saham kembali muncul," jelas Sukarno. 

Jika dicermati sepanjang tahun berjalan ini, IHSG belum mampu untuk menembus level 7.000. Adapun level tertinggi IHSG ada di level 6.961. 

Baca Juga: Asing Banyak Mengoleksi Saham-Saham Ini Kemarin Saat IHSG Turun

Nampaknya masih perlu waktu untuk indeks komposit ini bisa mantul ke atas 7.000. Sukarno menilai IHSG bisa balik ke kepala 7 setelah semester pertama sambil menunggu kapan The Fed menurunkan suku bunga.

"IHSG bisa turun ke 6.500. Skenario bearish dari Kiwoom Sekuritas, IHSG bisa ke 6.300," pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli