Terus Menyebar, Kasus Cacar Monyet Jenis Baru Terdeteksi di Pakistan



KONTAN.CO.ID - ISLAMABAD. Virus mpox atau cacar monyet terus menyebar. Terbaru, satu kasus virus cacar monyet telah terdeteksi di Pakistan dari varietas klade 2. 

Senin (19/8), Kementerian Kesehatan Pakistan mengatakan, tidak ada kasus virus cacar monyet dari galur klade 1 yang telah didiagnosis.

Klade 2, bentuk baru dari virus cacar monyet, telah memicu kekhawatiran global karena tampaknya menyebar lebih mudah melalui kontak dekat yang rutin. 


Satu kasus varian baru tersebut dikonfirmasi di minggu lalu di Swedia dan dikaitkan dengan wabah yang berkembang di Afrika, yang menjadi tanda pertama penyebarannya ke luar benua tersebut.

"Sampai saat ini, belum ada kasus klade I yang dilaporkan di Pakistan," kata Sajid Hussain Shah, juru bicara kementerian layanan kesehatan nasional.

Baca Juga: Cacar Monyet Telah Memicu Kekhawatiran Global

Organisasi Kesehatan Dunia atawa World Health Organization (WHO) menyatakan, wabah cacar monyet sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional setelah varian baru tersebut diidentifikasi.

Minggu lalu, WHO mengeluarkan peringatan tertinggi atas wabah di Afrika setelah kasus-kasus di Republik Demokratik Kongo menyebar ke negara-negara tetangga. 

Setidaknya, ada 27.000 kasus dan lebih dari 1.100 kematian, terutama di antara anak-anak, di DR Kongo sejak wabah saat ini dimulai pada Januari 2023.

Pejabat kesehatan global di pekan lalu mengonfirmasi, adanya infeksi dengan jenis baru cacar monyet di Swedia dan mengaitkannya dengan wabah yang berkembang di Afrika, tanda pertama penyebarannya di luar benua itu. 

WHO belum mendesak pembatasan perjalanan untuk mengekang penyebaran mpox.

Baca Juga: Cegah Penyebaran Virus Mpox, Pakistan Mulai Skrining Semua Wisatawan Masuk

Cacar monyet muncul dengan gejala seperti flu dan lesi berisi nanah. Biasanya ringan tetapi dapat membunuh, dan anak-anak, wanita hamil, dan orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi.

Editor: Anna Suci Perwitasari