Tesla akan investasi di Indonesia, ini dampaknya ke Antam (ANTM) dan Vale (INCO)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana produsen mobil listrik asal Amerika Serikat (AS), Tesla, untuk berinvestasi  di Indonesia kian menemui titik terang. Pemerintah Indonesia telah menerima proposal rencana investasi di Indonesia.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama menilai, kabar investasi tersebut tentu memberikan dampak secara psikologis bagi dua emiten penghasil nikel terbesar di tanah air, yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO).

Kata Okie, sentimen kerja sama tersebut sifatnya lebih kepada jangka panjang. Permintaan nikel yang menguat seiring dengan tren dari kendaraan listrik tentu menjadi katalis positif bagi penjualan emiten.


Baca Juga: Kinerja operasional Aneka Tambang (ANTM) diproyeksi membaik tahun ini

Namun perlu diingat, pergerakan harga nikel yang cukup masif sepanjang tahun 2020 dapat lebih terbatas pada tahun ini. Hal ini mengingat dampak dari kenaikan harga nikel dapat memberikan kenaikan biaya produksi pada produsen kendaraan listrik. “Sehingga, penurunan produksi dapat menjadi solusi guna menjaga harga tetap menarik bagi kedua belah pihak,”terang Okie kepada Kontan.co.id, Kamis (4/2).

Pilarmas Investindo Sekuritas memproyeksikan, kenaikan harga nikel pada tahun ini akan lebih terbatas, sekitar 8% dari harga rata-rata tahun lalu.

Okie menilai, saat ini Indonesia sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia memiliki posisi yang diuntungkan.  Terlebih, pemerintah melalui BUMN juga akan fokus untuk meningkatkan industri baterai listrik dengan mendorong sejumlah insentif.

Dari sisi eksternal, membaiknya perekonomian China tentu menjadi sentimen positif dimana berdasarkan data terakhir China memegang penuh konsumsi nikel dunia saat ini yang diikuti oleh kawasan Eropa, Afrika, dan Amerika.

Untuk saham berbasis nikel, Pilarmas Investindo Sekuritas merekomendasikan beli saham INCO dengan target harga Rp 6.850 dan hold saham ANTM dengan target price Rp 2.230.

Emiten produsen nikel pun masih memasang mode opstimistis terhadap komoditas logam ini. Chief Financial Officer Vale Indonesia Bernardus Irmanto meyakini, paling tidak sampai dengan kuartal keempat, harga nikel akan masih berada di level saat ini.

Sementara itu, SVP Corporate Secretary Aneka Tambang Kunto Hendrapawoko mengatakan, seiring dengan kenaikan harga nikel saat ini, ANTM terus berupaya meningkatkan capaian produksi dan penjualan komoditas nikel. Hal ini diharapkan dapat berkontribusi pada kinerja yang lebih baik di akhir tahun 2021.

“Kami optimistis, kinerja komoditas bisnis nikel ANTM akan tetap optimal di tahun 2021 melalui evaluasi yang selektif dan cermat dengan mengedepankan skala prioritas dalam penyusunan rencana belanja modal,” terang Kunto kepada Kontan.co.id, belum lama ini.

Saat ini, harga nikel masih bertahan di atas level US$ 17.000 per ton. Mengutip Bloomberg, harga nikel di bursa London Metal Exchange (LME) untuk  kontrak tiga bulanan berada di level US$ 17.645 per Rabu (3/2).

Selanjutnya: Pemerintah sudah terima proposal rencana investasi Tesla

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat