KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah manajer investasi memastikan bahwa pembagian dividen pada reksadana tahun ini tidak membuat kinerja reksadana pendapatan tetap turun. Apalagi, sepanjang per November 2019 Infovesta Utama mencatatkan kinerja reksadana terproteksi atau pendapatan tetap naik 2,10% menjadi Rp 146,75 triliun. Hanya saja, untuk produk Batavia Dana Obligasi Sejahtera sejak awal tahun hingga 29 November 2019 tercatat turun sebanyak 9,29%. Direktur Batavia Prosperindo Asset Management (BPAM) Yulius Manto menjelaskan bahwa data tersebut belum memperhitungkan deviden yang dibagikan. Jika memperhitungkan deviden, kinerja
total return ytd menjadi 8,38%. "Dividen tidak membuat kinerja minus karena penghitungan
performance dividen ikut dimasukkan dalam perhitungan," kata Yulius kepada Kontan.co.id, Senin (16/12).
Baca Juga: Reksadana terproteksi mendominasi penerbitan reksadana baru di di bulan lalu Adapun untuk pembagian dividen bisa disalurkan ke unit reksadana jika investor memutuskan untuk menggunakan kembali dividennya untuk investasi. Selain itu, dividen juga bisa masuk ke kas nasabah jika berbentuk tunai atau
cash dividend. Sementara itu, Yulius mengatakan secara umum kinerja reksadana pendapatan tetap BPAM per November 2019 memiliki kinerja ytd yang positif. Hal ini seiring dengan kenaikan harga-harga obligasi yang menjadi aset dasar. Asal tahu saja, per 29 November 2019 alokasi aset reksadana ini 90,23% berada di instrumen obligasi pemerintah dan 9,77% berada di pasar uang. Yulius mengatakan dengan potensi penurunan
yield yang relatif terbatas, pihaknya cenderung melihat bahwa potensi
return yang lebih menarik berasal dari
corporate bond. Untuk
goverment bond, BPAM cenderung fokus menempatkan dana di
benchmark series dengan estimasi jatuh tempo antara 5 sampai 15 tahun. Sehingga, untuk ke depannya Yulius masih memiliki
outlook positif untuk pasar obligasi di 2020.
Baca Juga: Tips menyusun portofolio saat saham genting dari Infovesta Utama Adapun sentimen yang bakal membawa kinerja reksadana pendapatan tetap lebih baik ke depan, yakni pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang stabil. Di samping itu, Bank Indonesia juga masih memiliki ruang akomodatif untuk kebijakan moneter yang berdampak positif untuk pasar obligasi. "Kami juga akan menerapkan disiplin portofolio dengan melakukan
rebalancing portofolio. Kami juga akan menyesuaikan fokus ke depan dengan kebutuhan nasabah serta
risk profile," tandasnya. Direktur Utama Avrist Asset Management Hanif Mantiq mengatakan, sebagai salah satu MI yang juga membagikan dividen, Avrist punya strategi. "Kami menggunakan konsep pembayaran dividen berdekatan dengan pembagian kupon. Dengan begitu, tidak ada faktor penurunan investasi akibat
cash yang tidak diinvestasikan atau mengurangi
investment risk," ungkap Hanif kepada Kontan.co.id, Senin (16/12).
Asal tahu saja, Avrist Prime Income Fund umumnya membagikan dividen 8% per tahun. Sedangkan Avrist Sukuk Income Fund biasanya membagikan dividen 6% per tahun.
Baca Juga: Selain dividen, penurunan portofolio juga menekan kinerja produk reksadana Berdasarkan data nilai aktiva bersih (NAB) reksadana terbuka bank kustodian Standard Chartered dari Infovesta Utama per 13 Desember 2019, diketahui NAB Reksadana Avrist Prime Bond Fund turun 0,47% dalam 30 hari terakhir. "Penurunan ini bukan karena dividen, melainkan harga obligasi pemerintah yang rata-rata turun," kata Hanif. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati