Tetap Optimistis Meski Tak Dibuka Presiden



JAKARTA. Pemerintah kembali menggelar pameran produk utama ekspor, Trade Expo Indonesia (TEI) yang ke-24 di Jakarta Convention Center. Pameran ini akan berlangsung dari 28 Oktober sampai 1 November 2009.

Satu hal yang membedakan TEI tahun ini dengan TEI 2008. Kali ini ajang promosi ekspor tersebut tidak dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu yang akhirnya menggantikan Presiden menyambut kedatangan 7.985 pembeli dari 86 negara, termasuk tamu negara dari kedutaan besar negara sahabat. "Presiden berhalangan, tapi TEI tetap menjadi perhatian beliau," kata Mari.


Toh, TEI tahun ini juga dirancang dengan lebih baik. Perbedaan tampak ketika pengunjung masuk ke dalam area pameran. Di Hall A atau disebut dengan Anjungan Produk Utama (APU) misalnya, terdapat beberapa perubahan desain yang kini dirancang lebih segar. Ruangan pameran di desain lebih lapang, sehingga membuat pengunjung lebih luwes untuk mondar-mandir.

Ketika masuk di Hall A, pengunjung bisa langsung menyaksikan produk yang dipamerkan. Mulai dari alas kaki hingga penyedia jasa penerbangan tersedia di lokasi ini. Produk sepeda motor, dan mobil pemadam kebakaran juga ikut dipajang di arena pameran ini.

Tak lupa, di sini juga ada aneka makanan olahan, produk perikanan, sepatu dan aneka produk tekstil, mebel, kertas, bahkan produk jasa konstruksi. Peserta baru TEI tahun ini adalah industri kreatif jasa animasi perfilman.

Total, seluruh peserta TEI tahun ini mencapai 780 peserta. Meski ini lebih besar dari target 770 peserta, namun jumlah itu jauh menurun jika dibandingkan TEI tahun lalu yang diikuti 964 peserta. Bisa jadi ini yang membuat ruang pameran terlihat lapang.

Meski demikian, nyatanya Departemen Perdagangan cukup berani mematok target transaksi senilai US$ 230 juta selama pameran. Nilai ini lebih tinggi dari realisasi tahun 2008 yang US$ 217 juta. "Kita optimistis karena jumlah buyer yang datang melebihi harapan," kata Mari.

Peserta juga berbagi optimisme yang sama. Ohanes Ibrahim, dari PT Aerrostar Indonesia, salah satu peserta dari industri sepatu, berharap bisa bertemu dengan sejumlah pembeli baru dari berbagai negara seperti TEI 2008.

"Tahun lalu banyak pembeli luar yang datang dan memberikan order pembuatan sepatu," kata Ibrahim, yang tiga kali mengikuti TEI. Pesanan ekspor itu menyelamatkan bisnis Ibrahim tahun lalu. "Ekspor kami ke Eropa dan Amerika bahkan melebihi penjualan domestik".

Abdul Fakar dari Unique Craft bahkan mengaku sudah mendapat penawaran dari Timur Tengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan